Riauaktual.com - Dalam pendekatan spasial Pemkab Bengkalis telah menetapkan 4 kluster yang melingkupi karatristik wilayah masing-masing. 4 kluster itu, Bengkalis dan Bantan sebagai kawasan Pemerintahan dan Pndidikan, Bukit Batu, Siak Kecil dan Bandar Laksamana sebagai kawasan Pertanian dan Perkbunan. Selanjutnya Rupat dan Rupat Utara sebagai kawasan pengembangan pariwisata ungulan, terakhir Mandau, Bathin Solapan, Pinggir dan Talang Muandau sebagai kawasan Perindustrian dan Perdagangan.
Sejatinya penetapan 4 kawasan itu sudah ditetapkan sejak bupati-bupati sebelumnya, sayangnya sampai saat ini belum terlihat atau tidak terdokumen dengan baik tahapan dan rencana aksi untuk mewujudlan kluster tersebut. Sampai dimana, seperti apa perkembangannya sulit untuk menjawab pertanyaan itu.
“Pulau Bengkalis ini misalnya, ditetapkan sebagai kawasan pemerintahan dan pendidikan. Tapi seperti apa atau sejauh mana konsep atau realisasi menuju ke arah itu tidak terdokumen dengan baik bahkan terkesan ngambang dan bias, sehingga sulit menjelaskan ketika ada yang bertanya tentang konsep 4 kawasan ini,” terang Rinto M.Si, kepala Bappeda Bengkalis didampingi Syahruddin, Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam.
Hal itu disampaikan Rinto saat memimpin Rapat Penyusunan Rencana Aksi Kluster Pembangunan Kawasan di ruang Zahari, Bappeda, Selasa (14/2). Untuk itu kata Rinto, dirinya berharap masing-masing Perangkat Daerah (PD) memiliki konsep tentang 4 kluster ini.
Diakui, masing-masing PD sudah memiliki konsep bahkan sudah merealisasikan sebagai konsep itu di lapangan, namun tidak terdokumen dengan baik. Misalnya kata Rinto, terkait pembangunan RSUD Pratama di Rupat Utara tahun 2023 ini. Konsep pembangunan RSUD itu bagian dari dukungan kawasan Rupat, Rupat Utara sebagai kawasan pariwisata unggulan. Bila semunya terdokumen denga baik maka akan lebih mudah untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
Terkait dengan konsep bagi pembangunan 4 kawasan tersebut, Bappeda Bengkalis telah membuat form untuk diisi oleh masing-masing PD. Konsep dalam form itu akan dimasukkan kedalam Renja Tahun 2024. Untuk itu kata Rinto, dirinya ingin semua PD mengisi form itu dengan serius.
“Saya yakin kita semua memiliki konsep tentang 4 kawasan ini. Form itu diisi lalu kita bahas kembali per kluster. Masing-masing kluster tidak bisa hanya ditangani oleh satu PD. Pulau Bengkalis sebagai pusat pendidikan misalnya, di sana juga ada keterlibatan PUPR, Dishub, Disdagprin dan lainnya sebagai pendukung kluster tersebut,” papar Rinto lagi.
Jika semuanya bergerak dan berfikir kearah yang sama kata Rinto, maka pekerjaan seberat apapun akan menjadi lebih mudah. Bisa jadi satu instansi hanya menangani satu kluster saja dan bisa juga satu instansi terlibat di semua kluster.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bengkalis, H Khaidir menyampaikan, tentang sejumla rencana aksi yang dilakukan oleh Kemenag Bengkalis dalam kaitan mendukung pulau Bengkalis sebagai kawasan pendidikan, yakni mengusulan sejumlah sekolah swasta menjadi negeri ke Kementrian Agama melalui Kanwil Kemenag Riau.
“Usulan itu sudah kami sampaikan sejak tahun 2018 lalu, namun dikarenakan covid usulan tersebut sempat mandeg sebentar. Dan saat ini kami terus mengingatkan kawan-kawan di Kanwil Kemenag Riau untuk menindaklanjuti usulan kami tersebut,” papar Khaidir.
Selain itu kata Khaidir, pihaknya juga terus berupaya meningatkan mutu pendidikan agama baik bagi para siswa maupun meningkatkan SDM para guru madrasah itu sendiri melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan dan lainnya.
Hadir dalam rapat tersebut, Kadis Koperasi UMKM, Drs Fandi MM, Kadis Kominfo, Hendrik Dwiyatmoko, perwakilan dari sejumlah perguruan tinggi, Pejabat Pengawas dan lainnya.