Gurita Suka Lukai & Makan Tubuh Sendiri Setelah Kawin, Ilmuwan Temukan Penyebabnya

Selasa, 27 Desember 2022 | 07:47:53 WIB
Ilustrasi gurita. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/JonMilnes

Riauaktual.com - Banyak spesies hewan yang mati setelah repoduksi. Tapi pada induk gurita, di sebagian besar spesies, ketika telur induk gurita mendekati waktu menetas, induk ini berhenti makan. Induk gurita ini juga bertekad untuk menghancurkan diri sendiri.

Induk gurita ini juga bisa menghantamkan tubuhnya di sebuah batu, merobek kulitnya, bahkan memakan bagian tubuhnya sendiri.

Sekarang, para peneliti telah menemukan zat kimia dalam tubuh gurita yang tampaknya mengendalikan kegilaan fatal ini.

Setelah gurita bertelur, ia mengalami perubahan dalam produksi dan penggunaan kolesterol dalam tubuhnya, yang pada gilirannya meningkatkan produksi hormon steroidnya — perubahan biokimiawi yang akan menghancurkannya. Beberapa perubahan mungkin mengisyaratkan proses yang menjelaskan umur panjang pada invertebrata secara lebih umum, menurut Z. Yan Wang, asisten profesor psikologi dan biologi di Universitas Washington.

"Kami sangat tertarik mengaitkannya dengan kelakuan individual, atau bahkan perbedaan individual dalam hal bagaimana hewan mengekspresikan kelakukan ini," jelasnya kepada Live Science.

Penelitian tahun 1977 oleh psikolog Universitas Brandeis Jerome Wodinsky menemukan mekanisme di balik penghancuran diri ini terletak pada kelenjar optik, sekumpulan kelenjar di dekat mata gurita yang kira-kira setara dengan kelenjar pituitari pada manusia.

Wodinsky menemukan, jika saraf ke kelenjar optik dipotong, induk gurita akan meninggalkan telurnya, mulai makan lagi dan hidup selama empat sampai enam bulan lagi.

"Sejak awal, saya sangat tertarik untuk melakukan eksperimen yang kami uraikan dalam makalah yang baru saja kami terbitkan, yang pada dasarnya membuat cairan kelenjar optik dan kemudian mengidentifikasi komponen cairan itu," jelas Wang, dikutip dari laman Live Science, Selasa (27/12).

Wang dan rekan-rekannya menganalisis bahan kimia yang diproduksi di kelenjar optik gurita dua titik California (Octopus bimaculoides) setelah mereka bertelur.

Gurita sulit dipelajari di penangkaran karena mereka membutuhkan banyak ruang dan kondisi yang sempurna bagi mereka untuk tumbuh dewasa dan berkembang biak secara seksual. Wang dan peneliti gurita lainnya sekarang telah menemukan cara untuk menjaga gurita belang Pasifik kecil (Octopus chierchiae) tetap hidup dan berkembang biak di laboratorium.
Tidak seperti kebanyakan spesies gurita lainnya, gurita belang Pasifik dapat kawin berkali-kali dan mengerami banyak telur. Mereka tidak merusak diri sendiri saat telur mereka bersiap untuk menetas, menjadikan mereka spesimen yang sempurna untuk mempelajari asal usul perilaku tidak wajar tersebut.

"Saya sangat, sangat bersemangat untuk mempelajari dinamika kelenjar optik pada spesies itu," jelas Wang.

Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology pada 12 Mei lalu.

 

 

Terkini

Terpopuler