Riauaktual.com - Mentari belum sepenuhnya beranjak dari peraduan kala nadi ekonomi Kota Pangkalan Kerinci kembali menggeliat. Setali tiga uang, temaram lampu jalanan satu persatu padam saat kendaraan kian padat. Dalam sekejap, pasar, pusat perbelanjaan, dan komplek pertokoan dijejali aktivitas masyarakat.
Pangkalan Kerinci, kota kecil di bawah garis khatulistiwa itu berkembang begitu pesat. Dari sebuah perkampungan kelompok penebang hutan dan nelayan, kota yang secara administratif di bawah Kabupaten Pelalawan, Riau itu menjadi salah satu pusat industri dan perdagangan.
Tak kurang 100.000 jiwa bermukim di lintas timur Swarna Dwipa tersebut. Menjadi idola baru para pengelana. Untuk mengubah nasib dan jalan hidup lebih terencana. Membuka lembaran baru dan mewujudkan mimpi yang sempurna.
Perkembangan pesat tersebut tak lepas dari keberadaan perusahaan bubur dan kertas serta serat rayon viscose terkemuka dunia, Asia Pacific Resources Limited (APRIL) dan Asia Pacific Rayon (APR). Perusahaan skala dunia yang telah menyulap perkampungan kumuh dan tertinggal, menjadi salah satu mesin ekonomi Bumi Lancang Kuning.
Berdampak positif akan usaha-usaha kecil mikro menengah yang dengan subur bermunculan. Menjadi mitra lalu berkembang mesra bersama perusahaan. Membuka puluhan ribu lapangan pekerjaan. Bergeliat pesat tumbuh dengan kebudayaan.
Batik Andalan Bono yang terkenal itu misalnya. Juga madu sialang dengan pesona rasa pahit manis nan langka. Begitu juga olahan sabun dari daun eucalyptus yang menyita perhatian. Begitu banyak jumlah UMKM mitra binaan, baik yang masuk dalam rantai bisnis perusahaan maupun yang bergerak memaksimalkan potensi daerah terus berkembang untuk berfusi membawa kebaikan.
Dampak Nyata Ekonomi
Sementara aktivitas kota bergeliat cepat, di bagian lain, butiran halimun masih membasahi hamparan dedaunan hijau pusat pembibitan.
Foto instagram @sahabatRAPP
Jutaan bayi akasia dan eucalyptus nursery PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), anak usaha APRIL Group tumbuh subur dalam harmoni. Sebuah lokasi pembibitan terintegrasi yang berhasil membuat kagum Presiden Jokowi.
Presiden begitu terkesima menyaksikan canggihnya perkawinan teknologi, riset, pengembangan, dan sumber daya manusia yang cekatan di pusat pembibitan tersebut. Seolah tak percaya dengan yang ia saksikan, bahwa perusahaan di kota kecil itu memiliki teknologi mumpuni untuk bersaing dengan negara maju dunia lainnya.
Lantas, ia pun berkata, “Di sini ada Nursery yang kapasitasnya 300 juta bibit. Saya tanya, di mana di dunia yang memiliki persemaian sebesar yang ada di sini di Kabupaten Pelalawan? Saya kaget terus terang dengan jumlah yang begitu besarnya. Tunjukkan di negara mana ada persemaian sebesar ini?” kata Jokowi saat berkunjung ke Kerinci Nursery Center di sela-sela peresmian pabrik Asia Pacific Rayon tahun lalu.
Pembibitan itu adalah awal siklus panjang APRIL dan APR dalam memberikan kontribusi nyata melalui konsep ekonomi hijau di Provinsi Riau.
Hasil riset Institute of Economic and Social Research, fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyatakan, sejak berdiri seperempat abad silam, tak kurang 5,2 persen pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau didorong oleh industri APRIL dan APR.
Secara riil, Grup APRIL berkontribusi dalam pembentukan nilai tambah bruto atau PDB nasional sebesar Rp368,51 triliun. Dari jumlah itu, 93,68 persen atau Rp 345,68 triliun di antaranya muncul sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Riau.
Efek pengganda dari Grup APRIL juga terjadi dalam masifnya penciptaan lapangan pekerjaan. Untuk setiap pekerja di Grup APRIL, maka akan melahirkan kesempatan kerja bagi 4,75 orang di Kabupaten Pelalawan dan 7,86 orang di Provinsi Riau.
Para peneliti Universitas Indonesia menyatakan selama periode 1999-2018, Grup APRIL telah berkontribusi dalam membuka kesempatan kerja nasional 89.646 per tahun, dengan 75,68 persen di antaranya muncul di Riau.
Semangat ekonomi hijau yang diusung APRIL dan APR dalam menerapkan bisnis berkelanjutan untuk masyarakat benar-benar tak terbantahkan. Dalam menerapkan roda bisnisnya, APRIL mengacu pada Sustainability Forest Management Policy 2.0. Acuan yang menjadikan proses operasional dan produksi perusahaan mendukung aspek berkelanjutan.
Tak hanya itu, APRIL juga memiliki beragam komitmen untuk mendukung tercapainya sustainable development goals atau SDGs dan mendukung program prioritas pemerintah melalui APRIL2030.
Sebuah visi yang merangkum beragam program berkelanjutan transformatif untuk memenuhi tantangan satu dekade. APRIL2030 terdiri dari empat komitmen dengan 18 target – Climate Positive (Iklim Positif), Thriving Landscape (Lanskap yang Berkembang), Inclusive Progress (Kemajuan Inklusif), dan Sustainable Growth (Pertumbuhan yang Berkelanjutan).
Komitmen ini kian menegaskan unit usaha Royal Golden Eagle (RGE) tersebut sebagai perusahaan yang mendukung bisnis berkelanjutan sekaligus mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs di Provinsi Riau dan Indonesia.
Dalam sepuluh tahun mendatang, Grup APRIL berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon dari penggunaan lahan serta mengurangi intensitas emisi karbon produk sebesar 25 persen. Komitmen ini memastikan tidak ada kawasan lindung yang hilang (zero net loss) sekaligus mencapai hasil yang terukur untuk keanekaragaman hayati dan ekosistem di kawasan restorasi dan konservasi.
APRIL 2030 juga mendorong kemajuan inklusif untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Langkah itu disalurkan melalui serangkaian inisiatif dalam menyediakan mata pencaharian akses pendidikan, kesehatan hingga membuka kesempatan yang sama untuk perempuan.
Perusahaan juga berkomitmen untuk mendorong konsep sirkularitas dalam bisnis serta menggunakan daur ulang tekstil sebagai sumber serat alternatif.
Saat ini, salah satu implementasi yang gencar dilaksanakan adalah memenuhi 90 persen kebutuhan energi untuk pabrik bersumber dari energi terbarukan. Hamparan solar panel atau instalasi tenaga surya sebesar 20 MW tengah dibangun sebagai bagian mendukung operasional pabrik yang lebih ramah lingkungan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah mencatat kemajuan nyata dalam mengedepankan keberlanjutan ke dalam strategi bisnis. Pada pertemuan COP26 baru-baru ini di Glasgow, Skotlandia, sangat jelas bahwa pertumbuhan bisnis dan keberlanjutan harus berjalan beriringan," kata Managing Director RGE, Anderson Tanoto.
“Tak hanya itu, kami juga melihat bahwa bisnis di seluruh Asia semakin serius dalam menekan emisi yang dihasilkan dalam proses operasional dan dari rantai pasokan mereka. Perubahan mendasar sedang berlangsung seperti yang kini kami lakukan dengan memastikan bahwa produksi kami tidak hanya melindungi karbon dan keanekaragaman hayati, tapi juga memberdayakan masyarakat di tempat kami beroperasi,” lanjut alumni universitas Pennsylvania tersebut.
Role Model
Program-program yang diusung APRIL dan APR mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, pengembangan UMKM, hingga pembinaan beragam desa di penjuru Bumi Lancang Kuning selaras dengan yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Riau.
Bahkan, Gubernur Riau, Syamsuar, tak sungkan memuji beragam pendekatan yang diusung perusahaan yang berhasil memasarkan produknya di 70 negara dunia tersebut.
Syamsuar berharap sinergi apik itu bisa menjadi contoh atau role model bagi perusahaan lainnya di Provinsi Riau.
"Ini sebenarnya ingin kami jadikan role model bagi perusahaan lain. Karena anggaran pemerintah terbatas, maka perusahaan lain kami harapkan juga begitu," harapnya.
Pak Sam mengakui beragam program yang ditawarkan perusahaan ini sangat membantu dalam membangun Riau karena sejalan dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution pun begitu terkesima dengan program pendidikan RAPP. Purnawirawan TNI AD mengatakan bahwa program khusus bidang pendidikan yang diusung perusahaan juga sejalan dengan Visi Riau 2025.
Hingga kini, ribuan siswa dan mahasiswa Provinsi Riau mendapat manfaat besar program beasiswa pendidikan dari perusahaan. Edy berharap program beasiswa pendidikan PT RAPP terus diperluas dan tidak hanya sebatas wilayah operasional perusahaan fiber, bubur dan kertas terkemuka di dunia tersebut.
"Progam ini sangat didambakan oleh saudara kita yang kurang beruntung secara ekonomi," tuturnya.
Wakil rakyat dari Komisi V DPRD Riau, Ade Hartati Rahmat berharap kontribusi besar APRIL dan APR di Bumi Lancang Kuning terus berlanjut. Mewakili masyarakat Bumi Lancang Kuning, ia mengakui dampak positif besar begitu dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Untuk saat ini, dia berharap keberadaan dua perusahaan raksasa itu bisa membantu mengakselerasi pemulihan ekonomi usai badai pandemi.
"APRIL dan APR adalah bagian dari Riau. Kita berharap perusahaan bisa terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan pembangunan," tuturnya.
Penulis: N.Doni Dwi Putra