PEKANBARU, RiauAktual.com - Pemadaman listrik yang tidak menentu di Kota Pekanbaru yang dilakukan PLN, membuat kalangan DPRD khawatir dengan kondisi lapas di Pekanbaru akan terjadi seperti insiden di Lapas Tanjung Gusta, Medan. Dimana, akibat seringnya mati lampu, para tahanan memiliki kesempatan untuk kabur dan melakukan tindakan perlawanan.
"Saya khawatir akibat dari pemadaman yang dilakukan PLN tak memnntu ini memicu terjadinya kejadian di Tanjung Gusta akan terjadi juga di Kota Pekanbaru. Saya melihat pelayanan PLN terhadap pasokan listrik yang diterima pelanggan sangat mengecewakan masyarakat dan mengutuk tindakan PLN yang sudah mengancam keselamatan masyarakat di Kota Pekanbaru," kata Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Pekanbaru Zaidir Albaiza SH, saat ditemui di DPRD, Rabu (24/7/2013).
Zaidir menganggap alasan PLN melakukan pemadaman listrik tidak masuk logika lagi, karena alasan yang diterima masyarakat hanya itu, itu dan itu saja. Mulai dari cuaca, mesin rusak, beban puncak dan lainnya.
"Dari dahulu alasan selalu sama, tanpa ada solusi tentang masalah debet air yang kurang, apa lagi di bulan Ramadhan ini disaat melakukan ibadah baik itu sahur, buka puasa dan tarawih sering terganggu kerena matinya listrik di masyarakat membuat masyarakat sangat tidak nyaman beribadah. Kita pertanyakan komitmen PLN ini seperti apa," tutur Zaidir.
Zaidir juga menyesalkan adanya komitmen PLN di awal puasa menjamin bulan Ramadhan ini listrik menyala 24 jam, tapi kenyataannya berbeda. Tentunya, sebagai wakil rakyat, Zaidir sangat menyesalkan pimpinan PLN yang telah berjanji maksimal namun ternyata hanya membohongi masyarakat.
"Jelas ini sangat kita sayangkan, saya sendiri juga mempertanyakan, komitmen dari pimpinan PLN cabang Kota Pekanbaru dan wilayah Riau ini. Karena kami di DPRD belum melihat maksimalnya kinerja PLN, malahan semakin hari kinerja PLN bertambah buruk, ini dibuktikan semakin memprihatinkannya pelayanan PLN kepada masyarakat," sesal Zaidir.
Politisi PKB ini juga menambahkan, akibat pemadaman listrik yang dilakukan PLN tak menentu, tidak sedikit kerugian yang ditanggung masyarakat, seperti terganggunya berbagai usaha warga juga kerusakan elektronik.
"Kalau masyarakat sudah rugi akibat pemadaman, siapa yang harus bertanggung jawab atas derita masyarakat ini. Apalagi di tengah kehidupan perekonomian di Pekanbaru sudah semakin panas, akibat terjadinya kenaikan BBM baru-baru ini yang dianggap telah menyulitkan masyarakat ditambah harga kebutuhan pokok semakin hari terus meroket, sekarang karena PLN lagi, sudahlah tarifnya mahal, pelayanannya semakin buruk saja," pungkasnya.
Laporan: Riki