Riauaktual.com - Ilmuwan terkenal Amerika Serikat (AS) Dr Gordon Gallup mengklaim bayi hibrida simpanse-manusia pernah lahir di laboraturium Florida 100 tahun yang lalu. Namun, makhluk hasil perkawinan campur itu dibunuh oleh dokter yang panik.
Gallup, psikolog evolusioner dan profesor University of Albany menciptakan istilah ”humanzee” yang mengacu pada ikatan silang manusia-simpanse, sebuah hibridisasi ilmiah yang dicoba sepanjang abad ke-20.
Gallup, yang mengembangkan tes “self-recognition” cermin terkenal yang membuktikan bahwa primata dapat mengenali bayangan mereka sendiri, mengklaim bahwa mantan profesor universitas tersebut mengatakan kepadanya bahwa bayi humanzee lahir di sebuah fasilitas penelitian tempat dia biasa bekerja.
“Salah satu kasus yang paling menarik, melibatkan upaya yang dilakukan kembali pada tahun 1920 di pusat penelitian primata pertama yang didirikan di AS di Orange Park, Florida,” kata Gallup kepada The Sun.
”Mereka menginstruksikan simpanse betina dengan sperma manusia dari seorang donor yang tidak diketahui dan mengklaim bahwa kehamilan tersebut tidak hanya terjadi, tapi kehamilannya berjalan penuh dan menghasilkan kelahiran yang hidup,” lanjut Gallup, yang dikutip Selasa (30/1/2018).
”Tapi dalam hitungan hari, atau beberapa minggu, mereka mulai mempertimbangkan moral dan etis dan bayi itu dihukum mati,” ujar dia.
Gallup mengatakan bahwa profesor tersebut bekerja di Yerkes sebelum pusat penelitian tersebut pindah ke Emory University di Atlanta, Georgia pada tahun 1930.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa rumor itu benar adanya. Dan dia ilmuwan yang kredibel dengan sendirinya,” ujarnya tanpa mengungkap identitas ilmuwan yang terlibat dalam perkawinan campur manusia-simpanse itu.
Proyek humanzee yang paling terkenal pernah dilakukan oleh ahli biologi Rusia, Ilya Ivanov, yang juga terjadi pada tahun 1920-an. Namun, upayanya untuk menciptakan tentara super Soviet menggunakan sperma manusia dan simpanse betina gagal.
Kasus serupa juga pernah dilaporkan terjadi di era Maois di China pada tahun 1967. Saat itu, primata betina hamil hasil hibrida dengan manusia. Tapi, mati karena diabaikan oleh ilmuwan di laboraturium yang terpaksa meninggalkan proyek tersebut setelah pecahnya Revolusi Kebudayaan.
Gallup menyebut humanzee mulai dikenal pada tahun 1970-an setelah munculnya makhluk yang dikenal sebagai Oliver, seekor simpanse botak yang berjalan dengan kaki belakangnya.
Tapi tes yang dilakukan pada Oliver pada tahun 1996 membuktikan sekali dan untuk semua bahwa hewan tersebut memiliki 48 kromosom dan karena itu terbukti bukan manusia hibrida.
“Terbukti bahwa Oliver bukan manusia biasa, meskipun dia terlihat sangat mirip dalam hal mengasumsikan postur tegak dan memiliki hidung menonjol dan segala macam hal lainnya,” ujar Gallup.
Dia menegaskan bahwa manusia dapat disilangkan dengan semua kera besar, bukan hanya simpanse.
“Semua bukti yang ada baik fosil, paleontologis dan biokimia, termasuk DNA itu sendiri, menunjukkan bahwa manusia juga dapat berkembang biak dengan gorila dan orangutan,” katanya. ”Manusia dan ketiga spesies kera besar semuanya berasal dari satu keturunan mirip kera.”
”Saya juga telah menciptakan istilah yang tepat untuk merujuk pada hibrida manusia-gorila dan hibrida manusia-orangutan yang akan menjadi 'hurilla' dan 'hurang',” papar ilmuwan AS ini.
Ketika ditanya apakah dia akan mendukung humanzee dibawa ke dunia, Gallup menjawab: “Saya pikir ini adalah pertanyaan yang menarik dan saya pikir itu akan memiliki implikasi psikologis dan biologis yang mendalam.”
”Tapi apakah biaya tersebut akan membenarkan manfaatnya adalah pertanyaan lain dalam persamaan ini,” imbuh Gallup. (Wan)
Sumber: Sindonews.com