Riauaktual.com - Kampanye hari kedua calon kepala Desa Pematang Obo, Kec.Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis, Suharno, dibanjiri massa pendukungnya yang selalu setia, Selasa? sore (3/7/2017).
Acara kampanye diadakan dilapangan Jalan Tegalsari Desa Pematang Obo, Kecamatan Bathin Solapan yang tetap didampingi sang istri Yahmi, beserta tim orasi di panggung yaitu H.Selamat Simamora Simorangkir, Zulkarnain Panjaitan, H.Armaini, H.Panggabean, Sobari, Sugiran, dan ratusan massa pendukung dari suku Batak Toba, Batak Tapsel, Jawa, Minang, Melayu dan Nias.
Suharno pada pidato kampanyenya memaparkan Visi dan Misinya kepada massa pendukungnya, seperti yang telah dipaparkannya pada saat kampanye perdana kemarin, yang menitikberatkan pada pemerataan pembangunan, peningkatan perekonomian masyarakat, serta menjaga persatuan dan kesatuan antar suku dan agama.
"Apakah Bapak dan Ibu mau menjaga persatuan dan kesatuan antar suku, ras dan agama, bila saya nanti jadi pemimpin di Desa Pematang Obo ini...?, dan apakah Bapak dan Ibu sekalian mau kerjasama dengan saya untuk membangun Desa kita ini, serta meningkatkan perekonomian kita kedepannya..?", tanyanya. ", Mau...", jawab massa dengan sorak menggema.
Sementara tim orasi H.Zulkarnain Panjaitan meminta kepada seluruh masa yang hadir agar tetap selalu setia untuk mendukung Suharno dengan memilih nomor 4.
"Jangan lupa pada tanggal 11 Juli nanti, kita sama-sama ke TPS untuk mencoblos nomor 4, semoga pak Suharno menang," harapnya.
Demikian juga yang dikatakan H.Selamat Simamora Simorangkir, sebagai putra Batak yang orangtuanya merantau di pulau Mentawai, dan sekarang ia merantau ke Duri, meminta juga kepada masyarakat Batak khususnya untuk memilih nomor 4.
"Kepada saudara-saudara ku khususnya suku Batak, mari kita dukung terus pak Suharno dan cobloslah nomor 4 pada pemilihan tanggal 11 Juli nanti, dan juga kepada suku-suku yang lain yang sudah melibatkan diri dalam dukungannya ke nomor 4, mari kita kompak selalu untuk memenangkan pak Suharno," pintanya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan joget bersama dan dihibur dengan organ tunggal, serta tak kalah juga atraksi Reok dari suku Jawa, dan tampak pula Suharno diangkat naik keatas punggung pemain Reok, sembari massa pendukungnya bersorak sorai. (Jl)