PEKANBARU (RA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau menggelar Workshop dengan tema Pengembangan Produk Turunan Kelapa Sawit untuk Mendukung UMKM Kelembagaan Sawit.
Ini merupakan sebuah agenda strategis yang bertujuan mendorong petani dan pelaku usaha sawit untuk tidak hanya bergantung pada penjualan tandan buah segar (TBS), tetapi juga mampu mengembangkan produk turunan bernilai tambah.
Ketua Panitia, Djono Albar Burhan, yang juga Sekretaris DPW Apkasindo Riau, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momen penting untuk membuka wawasan baru bagi para petani sawit di Riau.
"Petani sawit selama ini terbiasa berkebun, namun masih sangat minim yang mengembangkan produk UMKM dari sektor ini. Yang hadir di sini adalah pengusaha UMKM, bukan pelaku UMKM. Disebut pelaku itu konotasinya kurang tepat, jadi kita tegaskan bahwa mereka adalah pengusaha," ujarnya.
Djono menjelaskan workshop kali ini menghadirkan pelatihan dari dua penggiat UMKM, yakni Ranting Melayu yang memberikan workshop pembuatan sabun dari kelapa sawit, serta Rumah Tamadun yang melatih peserta membuat sandal berbahan lidi sawit.
"Mudah-mudahan kegiatan ini memberi nilai tambah bagi kita sebagai petani sawit di Provinsi Riau. Sehingga pendapatan tidak hanya bergantung pada TBS, tetapi juga dari produk UMKM yang bisa menjadi kebanggaan kita," lanjutnya.
Ketua DPW Apkasindo Riau, KH Suher, menegaskan bahwa kelapa sawit adalah sumber kehidupan utama masyarakat Riau.
"Indonesia memiliki 16,8 juta hektare lahan perkebunan sawit, yang mana 25 persen dari luasan itu berada di Provinsi Riau. Sawit ini penopang hidup masyarakat. Jika harga dan produktivitas terus turun, maka ekonomi Riau pasti terganggu," katanya.
Karena itu, workshop ini menjadi langkah strategis untuk mendorong petani menyiapkan usaha turunan sawit berbasis UMKM.
"Melalui UMKM, kita bisa menambah produk turunan sawit. Namun kita juga butuh dukungan perbankan untuk menggerakkan ini agar lebih besar dan berkelanjutan," tambahnya.
Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr. Gulat Medali Emas Manurung, mengaku sangat mengapresiasi inisiasi DPW Apkasindo Riau yang menggelar kegiatan tersebut.
Dia mengatakan bahwa kegiatan ini sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat sektor UMKM.
"Supaya petani sawit bisa mendapatkan tambahan pemasukan. Ini juga membantu presiden Prabowo untuk menggerakkan UMKM," ujarnya.
Dia juga berharap seluruh peserta benar-benar memanfaatkan pertemuan ini. "Tidak ada kata yang sia-sia. Manfaatkan pertemuan ini sebaik mungkin," tambahnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perkebunan Riau, Supriadi, menegaskan bahwa sawit adalah tulang punggung perekonomian Riau.
"Luas perkebunan di Riau mencapai 4,8 juta hektare dan didominasi kelapa sawit seluas 3,87 juta hektare. Sektor perkebunan memberi kontribusi besar terhadap PDRB, yaitu 26,65 persen," jelasnya.
Ia menekankan bahwa kelapa sawit memiliki lebih dari 150 produk turunan, mulai dari pangan hingga energi dan oleokimia.
"Ini sejalan dengan komitmen Pemprov Riau dalam menjalankan perkebunan berkelanjutan. Produk turunan sawit harus dimanfaatkan secara optimal dalam rantai pasok," katanya.
Supriadi berharap workshop ini menjadi platform edukasi dan ruang promosi produk turunan sawit.
"Kegiatan ini diharapkan memberi dampak nyata bagi pelaku perkebunan. Mari kita bergandengan tangan memajukan sawit Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat Riau dan Indonesia. Peserta juga diharapkan menciptakan produk baru yang bernilai jual," tutupnya.
Workshop ini diharapkan menjadi titik awal penguatan UMKM sawit di Riau, sekaligus membuka peluang bisnis baru bagi petani untuk meningkatkan pendapatan melalui hilirisasi dan inovasi produk turunan kelapa sawit.