PEKANBARU (RA) - Workshop Sawit Creator Academy (Story) digelar di Gedung Perpustakaan Universitas Lancang Kuning (Unilak), Senin (17/11/2025). Kegiatan ini diinisiasi oleh Asosiasi Planters Muda Indonesia (APMI).
Puluhan peserta dari lima kampus penerima beasiswa sawit mengikuti kegiatan yang dirancang untuk memperkuat narasi positif tentang kelapa sawit di ruang digital.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr Gulat ME Manurung, Ketua Umum Aspek-PIR Setyono, Ketua Umum SAMADE Tolen Ketaren, Pengurus Gapki Riau, serta pimpinan perguruan tinggi penyelenggara beasiswa sawit.
Rektor Unilak, Prof Dr Junaidi, membuka kegiatan dengan pesan kuat mengenai pentingnya peran generasi muda dalam menjaga keberlanjutan industri sawit. Ia menegaskan bahwa sawit merupakan anugerah yang harus dikelola dengan bijak, bukan dijadikan alasan untuk merusak lingkungan.
"Saya sangat senang di hadapan para planters muda. Mari kita perjuangkan narasi-narasi positif tentang sawit. Sawit diciptakan untuk keberkahan, bukan untuk kerusakan. Kita tanam, kita ambil hasilnya, tapi tetap kita jaga pengelolaannya,” ujar Prof Junaidi.
Dia mengingatkan bahwa persaingan ekonomi global kerap memicu kampanye negatif terhadap sawit, sehingga generasi muda harus mampu melawan narasi itu dengan konten yang akurat dan kreatif.
Menurutnya, keberadaan Asosiasi Planters Muda Indonesia (APMI) menjadi sangat strategis karena mampu mengemas isu sawit dengan pendekatan khas anak muda yang dekat dengan teknologi.
"Bagaimana sawit ini bisa terus kita kelola dan memberi manfaat, itu tugas generasi muda. Lakukan promosi-promosi yang memberikan citra positif terhadap sawit," ujarnya.
Ketua Dewan Penasehat APMI, Djono Albar Burhan, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar workshop, tetapi bentuk pengabdian terhadap sektor kelapa sawit. Ia mengajak peserta menunjukkan kebanggaan mereka sebagai bagian dari industri strategis nasional tersebut.
"Kita bukan cuma workshop, bukan cuma belajar, tapi berbakti kepada kelapa sawit. Kalau ada orang bilang jelek tentang sawit, kita jangan diam saja. Sawit adalah harapan dunia," tegasnya.
Djono juga menekankan pentingnya memperjuangkan keberlanjutan sawit hingga seratus tahun ke depan sebagai bagian dari ketahanan ekonomi dan energi.
Ketua APMI, Muhammad Nur Fadilah, memaparkan bahwa acara ini telah disusun sejak beberapa bulan lalu sebagai respons terhadap meningkatnya arus informasi negatif mengenai sawit di media sosial. Ia menilai bahwa narasi positif belum mampu mendominasi, sehingga perlu adanya gerakan kolektif dari mahasiswa.
"Banyak upaya yang ingin menjatuhkan Indonesia dengan kampanye hitam sawit. Menjaga narasi sangat penting, selain menjaga hulu-hilir. Kebaikan sawit tidak akan bisa tersampaikan kepada publik kalau kita tidak mengawal media sosial," ujar Fadilah.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal pembenahan dan masih banyak program lanjutan yang akan memberdayakan mahasiswa.
Workshop Sawit Creator Academy berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, para peserta ditantang membuat konten kreatif tentang sawit dari kegiatan yang diisi oleh sejumlah narasumber.
Dari total peserta, sebanyak 60 orang akan mengikuti sesi lanjutan, termasuk kunjungan lapangan ke KUD Sawit Jaya, Kebun Petapahan, dan Indogrosir. Dalam kunjungan tersebut, peserta akan melihat langsung aktivitas koperasi, proses pengelolaan kebun, dan mengenali berbagai produk turunan sawit yang beredar di pasar ritel.
Kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan generasi komunikator sawit yang mampu menjaga dan menyebarkan narasi positif di ruang publik, terutama di era persaingan global yang semakin ketat.