Berikut Lima Anak Talang Mamak di Inhu yang Meninggal Akibat ISPA

Ahad, 16 November 2025 | 13:32:03 WIB
Penyuluhan ISPA yang dilakukan di Suku Talang Mamak, Indragiri Hulu, Riau.

INHU (RA) - Wabah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melanda wilayah pedalaman Dusun Datai, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

Lima anak dilaporkan meninggal dunia dalam kurun Oktober hingga awal November 2025.

Informasi ini memicu perhatian serius pemerintah daerah dan pihak kesehatan karena tingginya angka kematian di wilayah terpencil tersebut.

Kelima korban merupakan anak-anak dari komunitas yang tinggal di kawasan terisolir dan sulit dijangkau. Mereka mengalami gejala serupa sebelum akhirnya meninggal dunia.

Data yang dihimpun menunjukkan urutan kematian para korban sebagai berikut:

Ira mulai mengalami sakit pada 26 Oktober 2025 dan meninggal tiga hari kemudian pada 29 Oktober 2025.

Riki mulai sakit pada 8 Oktober 2025, kemudian meninggal pada Oktober 2025 (tanggal pasti belum dapat dipastikan).

Itar meninggal pada Oktober 2025, namun riwayat mulai sakit belum diketahui.

Andara meninggal pada 28 Oktober 2025, dengan riwayat awal sakit belum tercatat.

Dinda mulai sakit pada 16 Oktober 2025 dan meninggal pada 2 November 2025.

Sebelumnya warga Suku Talang Mamak di Dusun Datai, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Indragiri Hulu (Inhu), Riau, dikejutkan dengan kejadian luar biasa (KLB) penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Lima anak dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Kapolsek Batang Gansal, Iptu Agus Ferinaldi, membenarkan adanya KLB yang merenggut nyawa anak-anak di komunitas adat terpencil tersebut.

"Ya benar, ada 5 orang yang meninggal dunia," kata Agus saat dikonfirmasi, Minggu (16/11/2025).

Agus merinci, korban pertama bernama Ira yang mulai sakit pada 26 Oktober dan meninggal pada 29 Oktober 2025.

Lalu Riki, yang sakit sejak 8 Oktober dan meninggal beberapa hari setelahnya.

Korban lainnya adalah Itar dan Andra, yang tidak diketahui kapan mulai sakit, namun masing-masing meninggal pada Oktober dan 28 Oktober.

Sedangkan korban terakhir, Dinda, mulai sakit pada 16 Oktober dan meninggal pada 2 November 2025.

"Korban meninggal dunia semuanya anak-anak," ungkap Agus.

Agus menjelaskan, pihaknya bersama tenaga kesehatan dan TNI telah turun langsung ke lokasi untuk melakukan penanganan darurat.

Pemeriksaan kesehatan, pemberian obat-obatan, suplai oksigen, serta edukasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) diberikan kepada warga.

"Kami turun bersama mencegah penularan ISPA," ujar Agus.

Menurut Agus, hingga kini masih terdapat warga dewasa maupun anak-anak yang mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, mual, dan hilang selera makan.

Tags

Terkini

Terpopuler