RIAU (RA) - Ombudsman Republik Indonesia (RI) Perwakilan Riau menyoroti buruknya pelayanan publik di sektor penyeberangan RoRo (Roll On Roll Off) Bengkalis.
Berdasarkan hasil kajian dan monitoring lapangan, pelayanan RoRo dinilai menjadi salah satu yang terburuk dibandingkan sektor pelayanan publik lainnya di kabupaten yang dijuluki "Negeri Junjungan" tersebut.
Kepala Ombudsman Perwakilan Riau Bambang Pratama mengatakan pihaknya telah melakukan pemantauan terhadap sejumlah sektor pelayanan publik. Dan pelayanan RoRo menunjukkan kondisi yang memprihatinkan.
"Kalau dari hasil kajian kami sampai hari ini, pelayanan pelayaran RoRo termasuk yang paling buruk diantara unit pelayanan publik di bawah Pemerintah Kabupaten Bengkalis," tegasnya.
Ia berharap Pemkab Bengkalis segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan layanan penyeberangan, terutama dalam aspek peralihan pengelolaan dari UPT ke BLUD.
"Pelayanan penyeberangan antar Pulau di Bengkalis adalah wajah pelayanan publik di Bengkalis. Jika tidak baik, akan meruntuhkan pelayanan publik lainnya," katanya.
"Karena pintu bagi orang ataupun masyarakat Bengkalis ataupun orang luar Bengkalis, pelayanan pertama itu adalah penyeberangan RoRo, apabila tata kelolanya tidak baik, adanya penyerobotan-penyerobotan, kecurangan oleh oknum itu akan menutup semua kualitas pelayanan publik yang ada di Bengkalis," pungkasnya.
Sebelumnya, aktivitas penyeberangan lintasan Bengkalis-Pakning lumpuh total sejak Senin (3/11/2025) siang.
Satu-satunya kapal motor penyeberangan (KMP) Swarna Putri dilaporkan mengalami kerusakan mesin saat bersandar di Pelabuhan Pakning, menyebabkan ratusan penumpang dan kendaraan tertahan berjam-jam tanpa kepastian.
Kondisi itu makin diperparah karena KMP Mutiara Pertiwi II, kapal lainnya yang biasa melayani rute sama, juga mengalami gangguan teknis.
Kapal milik PT Atosim Lampung Pelayaran itu baru selesai menjalani docking tahunan pada akhir September lalu, namun kembali rusak pada bagian rubber joint sejak Jumat (31/10/2025) malam.
"Sekarang cuma Swarna Putri yang beroperasi. Tapi setelah ikut rusak, otomatis jalur ini lumpuh total," ujar Rozepa, Kepala Pos KSOP IV Pelabuhan Air Putih, Sabtu (1/11/2025).
Rozepa memperkirakan, perbaikan KMP Mutiara Pertiwi II memakan waktu sekitar dua minggu tergantung kecepatan pengiriman suku cadang.
"Kalau alatnya cepat datang, dua minggu bisa selesai. Tapi kalau kiriman lambat, ya makin lama juga," katanya.