PMI Riau Gelar Malam Renungan AIDS Nusantara 2025: 'Saatnya Empati, Bukan Diskriminasi'

Jumat, 26 September 2025 | 23:48:00 WIB
PMI Riau Gelar Malam Renungan AIDS Nusantara 2025.

RIAU (RA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Riau menggelar kegiatan Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) 2025 di Aula Markas PMI Provinsi Riau, Jumat (26/9/2025). 

Acara yang mengusung tema “Saatnya Empati, Bukan Diskriminasi” ini dihadiri langsung oleh Ketua PMI Provinsi Riau, dr. Ma’al Abror, M.K.M, beserta jajaran pengurus dan staf PMI, relawan, KSR, penggiat HIV, serta para penyintas HIV dari berbagai komunitas.

Kegiatan tahunan ini digelar sebagai bentuk refleksi kemanusiaan untuk mengenang mereka yang telah berpulang akibat AIDS, serta memperkuat tekad bersama dalam melawan stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV (ODHIV). 

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan HIV dan akses layanan kesehatan yang adil bagi semua.

Rangkaian kegiatan diisi dengan beragam sesi bermakna, mulai dari Edukasi HIV dan Donor Darah yang disampaikan oleh dr. dr. Tengku Syarifah Dessi Indah Sari Assegaf, M.Ked (KK), hingga sesi Edukasi Inspiratif bertajuk “HIV Bukan Penghalang, Diskriminasi yang Harus Hilang” bersama Parid Raida, S.I.Kom. Acara ditutup dengan momen hening dalam Kontemplasi dan Seremoni Lilin sebagai simbol harapan, cinta kasih, dan solidaritas kemanusiaan.

Ketua PMI Provinsi Riau, dr. Ma’al Abror, M.K.M, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan relawan yang terlibat dalam kegiatan ini. Menurutnya, Malam Renungan AIDS Nusantara bukan hanya seremoni, melainkan panggilan hati untuk menumbuhkan empati dan menghentikan diskriminasi terhadap sesama.

“Malam ini kita tidak sekadar menyalakan lilin, tetapi juga menyalakan semangat kemanusiaan. Setiap lilin yang menyala melambangkan harapan, dan setiap harapan harus disertai empati. Karena empati adalah cahaya yang mampu menghapus gelapnya diskriminasi,” ujar dr. Ma’al Abror.

Ia menegaskan bahwa PMI sebagai lembaga kemanusiaan memiliki komitmen kuat untuk terus mendukung upaya edukasi dan pencegahan HIV/AIDS. PMI Riau juga secara aktif bekerja sama dengan lembaga kesehatan, organisasi sosial, dan komunitas penyintas dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi ODHIV.

“Kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berhenti memandang HIV dengan stigma. HIV bukan kutukan, dan penyintas bukan untuk dikucilkan. Mereka berhak hidup sehat, bermartabat, dan mendapatkan kesempatan yang sama,” tegasnya.

Menurut dr. Abror, masih banyak masyarakat yang belum memahami bahwa HIV dapat dicegah dan dikendalikan dengan pengetahuan serta kepedulian. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini sangat penting untuk membuka ruang dialog, memperkuat solidaritas, dan menumbuhkan kesadaran kolektif.

“PMI selalu terbuka menjadi ruang edukasi dan kemanusiaan. Melalui kegiatan ini, kita ingin menegaskan bahwa setiap kehidupan berharga. Tidak ada yang pantas didiskriminasi karena penyakit atau kondisi apapun,” tambahnya.

Menutup sambutannya, dr. Ma’al Abror mengajak seluruh peserta dan masyarakat untuk menjadikan MRAN bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan gerakan berkelanjutan dalam menumbuhkan empati dan solidaritas sosial.

“HIV bukan alasan untuk menjauh, melainkan alasan untuk lebih peduli. Saatnya empati, bukan diskriminasi. Karena setiap kehidupan berhak dihargai, dan setiap empati mampu menumbuhkan harapan,” tutup dr. Ma’al Abror dengan penuh makna. (GALERI)
 

Terkini

Terpopuler