PEKANBARU (RA) - Cu Syukur. Begitu kami akrab menyapanya. Beliau adalah salah satu jurnalis dengan kapabilitas luar biasa. Santun, rendah hati, ceria, itulah gambarannya.
Saya mengenal beliau sebagai jurnalis Liputan6.com. Di media itu, ia memiliki warna tulisan berbeda. Menarik dengan perspektif unik adalah ciri khasnya.
Saya sendiri kenal beliau sejak 2014 silam. Saat itu, saya baru meniti karir sebagai jurnalis di Antara. Tanpa butuh waktu lama, kami lekas akrab. Bersama dengan rekan-rekan senior lainnya.
Pembawaannya bijaksana yang selalu membuat narasi berita dengan sudut pandang yang selalu dibutuhkan pembaca, alumni perguruan tinggi Yogyakarta itu menjadi salah satu inspirasi saya dalam menulis.
Saya selalu takjub dengan analisanya, nalarnya, yang kemudian dituangkan dalam bahasa-bahasanya yang ringan. Maka bukan sebuah kebetulan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, beliau berhasil menjadi juara dalam kompetisi jurnalistik yang ditaja Polda Riau.
Bahkan ketika saya hijrah dari dunia jurnalis dan menapak karir sebagai public relation, beliau selalu memberikan nasihat, masukan, bantuan.
Selama 11 tahun bersahabat, beliau selalu empati dengan rekan-rekannya. Tak salah, beliau disayangi dan dikagumi.
Cu Syukur tidak pernah mengeluh. Meski ujian yang ia hadapi sebelum akhir hayatnya bertubi-tubi. Mulai dari istrinya yang harus terbaring sakit hingga tak sadarkan diri. Selama bertahun lamanya.
Berusaha semampunya untuk terus tegar merawat sang istri, dua buah hati, dan membagi waktu dengan karirnya.
Bolak balik Pekanbaru ke Kampar setiap hari selama bertahun lamanya. Hanya untuk memastikan istrinya bisa bertahan, buah hatinya mendapat kasih sayang,
Hingga akhirnya, beliau harus menyerah. Tanpa pernah cerita keluh kesah. Tetap riang seperti tak ada masalah.
Cu Muhammad Syukur. Kami bersaksi Anda adalah orang yang baik. Insya Allah kebaikanmu akan menuntunmu ke surganya Allah.
Semoga tenang di sana. Kami akan selalu merindukan karya-karyamu. Tawamu. Candamu. Kebijaksanaan mu.
Selamat jalan sahabat kami semua.
Catatan dari junior mu, Anggi Romadhoni.