PEKANBARU (RA) - Kualitas udara di Kota Pekanbaru pada Rabu pagi (23 Juli 2025) dikatakan memburuk. Berdasarkan data dari situs pemantauan kualitas udara IQAir pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) tercatat di angka 158, yang masuk dalam kategori 'Tidak Sehat'.
Polutan utama yang mendominasi adalah PM2.5 atau partikel halus dengan konsentrasi mencapai 65,2 µg/m³. PM2.5 adalah partikel berukuran sangat kecil yang bisa masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan gangguan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta penderita penyakit paru dan jantung.
Kondisi cuaca saat ini menunjukkan suhu udara sebesar 24°C dengan kelembapan tinggi mencapai 95 persen, dan kecepatan angin yang relatif rendah, hanya 2,8 km/jam. Minimnya pergerakan angin membuat polutan cenderung menetap di atmosfer sehingga memperburuk kualitas udara.
Kondisi tersebut tentunya sangat mengganggu kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan.
Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PPDI) Cabang Riau dr Indi Esha Siregar,M.Si, Sp.P (K) mengatakan, kabut asap terutama yang berasal dari Karhutla dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ispa).
Kemudian meningkatkan kejadian eksaserbasi (perburukan gejala pernapasan) pada pasien dengan diagnosis asma dan ppok serta iritasi mata.
"Kelompok paling rentan akibat kabut asap yakni anak, usia lanjut, ibu hamil, penderita penyakit kronik seperti asma, ppok, penyakit jantung dan diabetes, pekerja di luar ruangan," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, jika mengalami sesak nafas akibat kabut asap, ia menyarankan agar segera pindah ke tempat dengan udara bersih atau ruangan tertutup dengan ventilasi baik. Kemudian juga menggunakan masker (masker N95 lebih efektif menyaring partikel asap).
"Kemudian juga minum air putih yang cukup untuk membantu mengencerkan lendir dan menjaga kelembapan saluran napas. Gunakan inhaler jika memiliki asma, segera ke fasilitas kesehatan jika sesak makin parah, disertai napas cepat, nyeri dada, atau pingsan," sebutnya.
Dirinya juga meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan jika kabut asap semakin parah. Gunakan masker saat berada di luar. Tutup rapat ventilasi rumah saat udara di luar buruk.
"Gunakan air purifier atau AC dengan filter udara jika memungkinkan. Pantau kualitas udara melalui aplikasi seperti IQAir atau BMKG dan konsumsi makanan bergizi dan cukup cairan untuk memperkuat daya tahan tubuh," imbaunya.
Dilanjutkannya, ada beberapa kegiatan yang harus dihindari ketika banyak kabut asap. Seperti olahraga atau aktivitas fisik berat di luar ruangan. Membuka jendela atau ventilasi tanpa filter udara. Membakar sampah atau menyalakan api di luar rumah. Mengendarai motor tanpa masker dan membawa anak-anak bermain di taman atau ruang terbuka.
"Saat kabut asap, tidak disarankan berolahraga karena meningkatkan volume dan frekuensi pernapasan, sehingga lebih banyak partikel berbahaya dari kabut asap bisa masuk ke paru," sebutnya.