MKEI Jajaki Kolaborasi dengan K3S untuk Dorong Ketahanan Energi Hulu Migas

Sabtu, 28 Juni 2025 | 20:20:31 WIB

JAKARTA (RA) - Masyarakat Ketahanan Energi Indonesia (MKEI) terus memperkuat peran strategisnya dalam mewujudkan ketahanan energi nasional. 

Menyikapi tren penurunan produksi migas nasional, MKEI menjajaki potensi kolaborasi dengan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) untuk mengatasi berbagai tantangan di sektor hulu migas. 

Ketua Umum MKEI, Awaf Wirajaya, menyebutkan bahwa produksi hulu migas Indonesia mengalami tren penurunan dan rata-rata hanya mencapai 580 ribu barel per hari pada tahun 2025. 

"Untuk menyiasati tren penurunan ini, MKEI berinisiatif menjalin kolaborasi strategis dengan para K3S agar bisa berkontribusi secara tidak langsung dalam meningkatkan produksi nasional," ungkap Awaf. 

Sepanjang pekan ketiga dan keempat Juni 2025, MKEI menggelar diskusi dengan tiga K3S dari berbagai latar belakang perusahaan: BUMN, swasta nasional, dan internasional. Ketiganya adalah Pertamina Hulu Energi (PHE), Harbour Energy, dan Energi Mega Persada (EMP). 

PHE merupakan subholding upstream milik Pertamina (Persero), sedangkan Harbour Energy adalah perusahaan migas asal Inggris yang beroperasi di berbagai negara, termasuk di Asia Tenggara. Sementara itu, EMP berada di bawah naungan Bakrie Group dengan wilayah kerja di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Mozambik. 

Diskusi tersebut mengungkap beragam tantangan yang dihadapi di tiap wilayah kerja, mulai dari isu pembebasan lahan, penolakan masyarakat terhadap eksploitasi sumber daya alam, isu tenaga kerja lokal, pemblokiran akses, hingga demonstrasi dan kecemburuan atas program CSR prioritas. 

"Setiap wilayah kerja tentu memiliki tantangan tersendiri. Namun, upaya kita adalah meminimalkan hambatan tersebut demi kelancaran operasi dan peningkatan produksi migas nasional," ujar Awaf. 

Dalam upaya menghadirkan solusi, MKEI akan memetakan kendala dari setiap wilayah kerja untuk menentukan skala prioritas. Pendekatan ini bertujuan menciptakan hubungan yang harmonis antara K3S dan masyarakat sekitar, sejalan dengan prinsip acceptability dalam konsep ketahanan energi, yakni penerimaan sosial terhadap proyek energi. 

"Silaturahmi dan diskusi ini membuka peluang besar bagi MKEI untuk menjadi mitra strategis perusahaan dalam menyusun solusi konkret atas tantangan di lapangan," tutup Awaf Wirajaya.
 

Terkini

Terpopuler