PEKANBARU (RA) - Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat dengan menggelar pelatihan membatik khusus bagi penyandang disabilitas.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Riau dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) bandara tersebut.
Pelatihan yang berlangsung selama empat hari ini diadakan di Rumah Batik Seroja, Jalan Datuk Setia Maharadja, Tangkerang Selatan, Pekanbaru. Sebanyak 10 peserta dari kalangan penyandang disabilitas turut ambil bagian.
Mereka tidak hanya belajar teknik membatik secara langsung dari pelatih profesional, tetapi juga dibekali pengetahuan dasar kewirausahaan untuk menunjang kemandirian ekonomi.
General Manager Bandara Internasional SSK II, Radityo Ari Purwoko, secara resmi membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapan agar para peserta tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga mampu membangun kepercayaan diri dan terus berkarya.
"Melalui pelatihan ini kami ingin mendorong inklusi sosial dan membuka peluang wirausaha bagi teman-teman disabilitas," ujar Radityo.
Sementara itu, Ketua PPDI Riau, Surflayman atau yang akrab disapa Imen, menyampaikan apresiasinya kepada pihak bandara atas perhatian dan dukungan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa pelatihan ini dirancang dengan pendekatan inklusif, memastikan setiap peserta mendapat pendampingan sesuai kebutuhan masing-masing.
Sebagai hasil dari pelatihan ini, para peserta membentuk kelompok usaha batik bernama Rumah Batik Duva Widuri, sebagai langkah awal menuju kemandirian ekonomi.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan Bandara Internasional SSK II dalam menjalankan fungsi sosial perusahaan, menciptakan ruang belajar yang inklusif, memberdayakan, serta mendorong kemandirian masyarakat, khususnya penyandang disabilitas.