JAKARTA (RA) - Asosiasi Teknologi Informasi & Open Source (ATIOS) menerima undangan resmi untuk menghadiri Founding Conference of the Global South NGO Platform yang akan berlangsung di Baku, Azerbaijan, pada 28–29 April 2025.
Forum internasional ini akan dihadiri lebih dari 1.000 organisasi non-pemerintah dari hampir 100 negara, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai dalam Konferensi Perubahan Iklim COP29.
Ketua Umum ATIOS, Irvannanda, S.Kom, dijadwalkan hadir langsung mewakili Indonesia dan komunitas teknologi informasi dari kawasan Global South. Konferensi ini bertujuan memperkuat kolaborasi South-South Cooperation dalam menjawab tantangan global, terutama isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
"Kami bangga dapat berkontribusi dalam dialog global ini. Kolaborasi antar NGO Global South sangat vital, dan teknologi open source bisa menjadi jembatan inovasi yang merata, terjangkau, serta berkelanjutan," ujar Irvannanda, Rabu (23/4).
"Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ekosistem digital yang berkembang pesat, dan bisa menjadi pemimpin dalam penggunaan teknologi terbuka untuk menjawab tantangan-tantangan besar umat manusia, mulai dari perubahan iklim hingga kesenjangan akses teknologi," sambungnya.
Kehadiran ATIOS dalam forum ini dinilai strategis, mengingat rekam jejak organisasi tersebut dalam pengembangan dan edukasi teknologi terbuka yang inklusif dan ramah lingkungan. ATIOS aktif dalam berbagai inisiatif untuk menjembatani kesenjangan digital di negara-negara berkembang.
Tak hanya hadir dalam sesi pleno, ATIOS juga akan menggelar pertemuan bilateral dengan sejumlah NGO teknologi dan lingkungan dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Pertemuan ini menjadi wadah menjajaki peluang kolaborasi lintas kawasan yang berbasis teknologi terbuka.
Sejak Desember 2022, ATIOS telah memiliki status konsultatif khusus dari Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN ECOSOC). Status ini memberikan ATIOS hak untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai forum resmi PBB, memperkuat posisi Indonesia di ranah teknologi global.
Konferensi ini diprakarsai oleh National NGO Forum of Azerbaijan dan didukung oleh COP29 NGO Coalition, yang terdiri dari hampir 500 NGO dari lebih dari 100 negara. ATIOS menjadi salah satu representasi Indonesia di tengah meningkatnya perhatian dunia terhadap peran teknologi informasi dalam mendukung agenda iklim dan pembangunan global.
"Kami berharap keterlibatan ATIOS di konferensi ini akan membuka lebih banyak peluang bagi Indonesia untuk mengambil bagian dalam perumusan kebijakan global yang lebih adil dan inklusif, terutama dalam bidang teknologi," tutup Irvannanda.