Mahasiswa PPG UNRI Ajak Anak Panti Asuhan Bangun Museum Mini, Bangkitkan Kesadaran Sejarah Sejak Dini

Selasa, 22 April 2025 | 00:12:00 WIB
Mahasiswa PPG UNRI Ajak Anak Panti Asuhan Bangun Museum Mini.

PEKANBARU (RA) - Suasana hangat penuh kreativitas menyelimuti Panti Asuhan Ar Rahim, Jalan Surya Garuda Sakti KM 3, Panam, Kota Pekanbaru, Minggu (20/4/2025) lalu. 

Sebanyak 25 anak panti asuhan, dari tingkat sekolah dasar hingga SMA awal, larut dalam kegiatan edukatif bertema Museum Mini yang digagas oleh mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Jurusan Sejarah Universitas Riau (UNRI).

Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek mata kuliah Kepemimpinan yang diketuai oleh Altarariq Riza Pratama dan dibimbing langsung oleh Dr. Ahmal, M.Hum. Selain anak-anak panti, kegiatan ini turut dihadiri pimpinan panti Khairul Anwar dan 11 mahasiswa PPG gelombang 2.

Dengan pendekatan hands-on berbasis active learning, anak-anak diajak tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga kurator, desainer, dan pemandu pameran. Mereka diminta untuk memilih benda-benda pribadi yang bermakna dan memperlakukannya layaknya artefak sejarah, membangun kesadaran bahwa sejarah dimulai dari pengalaman diri sendiri.

"Sejarah itu ladangnya dokumen, cangkulnya metode sejarah, dan petaninya adalah sejarawan. Museum adalah tempat bukti sejarah itu dirawat. Maka pelatihan ini adalah semacam workshop untuk menumbuhkan kesadaran sejarah sejak dini," ujar Penadi Kurniawan, salah satu mahasiswa yang terlibat.

Ragam aktivitas dilakukan, mulai dari mengenal peninggalan sejarah Riau melalui pembuatan papan display, mengecat miniatur perahu pacu jalur, membuat gantungan kunci dari shrink paper, hingga bermain gasing tradisional.

Winda Febiola, salah satu panitia, menjelaskan bahwa anak-anak diajak untuk mengaitkan benda-benda sederhana seperti foto lama, kerajinan tangan, atau barang sehari-hari dengan narasi sejarah pribadi.

"Mereka belajar bahwa sejarah terbentuk dari pengalaman pribadi. Ini mendorong mereka merasa bangga dan memiliki terhadap latar belakang serta identitas diri mereka," jelas Winda.

Pemilihan anak-anak panti asuhan sebagai peserta bukan tanpa alasan. Mereka kerap memiliki keterbatasan dalam mengeksplorasi identitas diri. Melalui konsep museum mini ini, mereka diberi ruang untuk membangun kembali narasi pribadi yang mungkin terputus, sekaligus memperkuat ikatan sosial melalui cerita-cerita yang dibagikan satu sama lain.

Pimpinan Panti Asuhan Ar Rahim, Khairul Anwar, menyambut hangat inisiatif ini.

"Ini pengalaman yang sangat berharga bagi anak-anak kami. Mereka bukan hanya bermain, tapi juga belajar mengenali siapa diri mereka dan dari mana mereka berasal," ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya menyentuh aspek pendidikan sejarah, tetapi juga menumbuhkan soft skills penting seperti kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan rasa tanggung jawab. Harapannya, semangat ini dapat menjadi bekal bagi anak-anak dalam menjalani kehidupan ke depan.

Dr. Ahmal selaku dosen pembimbing menilai kegiatan ini berhasil menggabungkan pendekatan akademis dengan praktik sosial yang menyentuh langsung masyarakat.

"Mahasiswa tidak hanya belajar memimpin, tapi juga belajar menyentuh hati. Inilah makna kepemimpinan yang sejati: hadir dan membawa manfaat," tutupnya.

 

Tags

Terkini

Terpopuler