PEKANBARU (RA) – Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Riau dan Kepri, Ismed Erlando, memastikan bahwa stok beras di Riau dalam kondisi aman untuk empat hingga lima bulan ke depan dan siap disalurkan kepada masyarakat.
"Saat ini, alhamdulillah, stok aman untuk empat hingga lima bulan ke depan. Setiap bulan, kami menyalurkan beras sebanyak 3.000 hingga 4.000 ton," ujar Ismed, Senin (11/3/2025).
Secara nasional, Perum Bulog menargetkan penyerapan beras sebanyak 3 juta ton dari seluruh provinsi di Indonesia.
Sementara itu, untuk wilayah Riau, target penyerapan beras ditetapkan sebesar 284 ton untuk periode Februari hingga April 2025. Hingga kini, realisasinya telah mencapai 250 ton atau sekitar 70 persen dari target.
"Dari target 284 ton di Riau, saat ini sudah terserap 250 ton. Artinya, kami telah mencapai 70 persen," jelasnya.
Melihat capaian tersebut, Bulog menaikkan target penyerapan beras di Riau menjadi 553 ton hingga akhir April 2025.
"Karena realisasi penyerapan sudah di atas 70 persen, targetnya kami tambah menjadi 553 ton," tambahnya.
Selain beras, Bulog juga menyerap gabah langsung dari petani dengan target 424 ton, namun hingga kini baru 75 ton yang terealisasi.
"Meskipun Riau bukan sentra produksi padi, kami tetap berupaya menyerap gabah dari masyarakat," ungkap Ismed.
Untuk menjaga stabilitas harga pangan, Bulog menggelar operasi pasar bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Operasi ini dilakukan melalui dua pola, yaitu melalui BUMN dan tugas dari Badan Pangan Nasional.
Dalam operasi pasar tersebut, Bulog menyediakan lima komoditas utama dengan harga terjangkau:
1. Beras SPHP seharga Rp12.300/kg
2. Minyakita seharga Rp14.700/liter
3. Gula konsumsi dari PTPN seharga Rp15.000/kg
4. Bawang putih dari importir
5. Daging kerbau beku dari PT Berdikari seharga Rp75.000/kg
Ismed menambahkan, realisasi penyaluran beras SPHP di Riau telah mencapai 2.275 ton dari kuota yang ditetapkan pusat sebesar 10.500 ton.
"Kami terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan melalui program ini," tutupnya.