RIAU AKTUAL (RA) - Feodalisme adalah sistem sosial dan politik yang berfokus pada hierarki kekuasaan, di mana keputusan tertinggi berada pada segelintir elite penguasa.
Sejak dahulu, feodalisme menjadi sistem yang mendominasi di berbagai peradaban, termasuk di Indonesia.
Meski kini telah bertransformasi menjadi negara modern, jejak feodalisme masih terasa, termasuk dalam struktur masyarakat adat hingga ke lingkungan kampus.
Fenomena ini terlihat jelas dalam hubungan antara senior dan junior di kampus.
Setiap tahun, kasus-kasus pelaksanaan orientasi mahasiswa baru sering kali menunjukkan wajah feodalisme.
Tidak jarang, orientasi tersebut berujung pada tindakan intimidasi, bahkan kekerasan fisik, terhadap mahasiswa baru yang dianggap tidak patuh.
Menurut penulis, penerapan sistem feodalisme di lingkungan kampus masih bisa diperdebatkan.
Di satu sisi, sistem ini dapat membantu membentuk kedisiplinan, kreativitas, dan mental tangguh mahasiswa.
Namun, di sisi lain, feodalisme juga kerap disalahgunakan oleh oknum senior untuk mendominasi junior, bahkan menjadikan mereka objek eksploitasi.
Pasca pandemi COVID-19, tantangan penerapan feodalisme semakin besar.
Generasi Z yang masuk kuliah pada masa ini mengalami pergeseran nilai sosial akibat minimnya interaksi langsung selama masa pembatasan sosial.
Sebagai hasilnya, mereka cenderung lebih mandiri, percaya diri, dan sering kali lebih kritis terhadap otoritas senior.
"Anak-anak sekarang lebih banyak mengandalkan teknologi untuk mencari informasi dan menyelesaikan masalah. Mereka merasa tidak lagi membutuhkan peran senior sebagai tempat bertanya atau berbagi pengalaman," tulis penulis.
Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa sistem feodalisme di kampus memiliki dampak positif jika diterapkan secara bijaksana dan tidak disalahgunakan.
Namun, era teknologi yang serba cepat dan perubahan nilai-nilai sosial di generasi muda memunculkan pertanyaan, masih relevankah feodalisme di lingkungan kampus?
Ke depan, institusi pendidikan perlu melakukan evaluasi dan transisi untuk menyesuaikan metode pembinaan mahasiswa dengan perkembangan zaman.
Ini menjadi pekerjaan rumah bersama agar sistem pendidikan di Indonesia dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan generasi yang lebih adaptif, inklusif, dan kreatif.
Penulis: Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas, Lahir di Padang Pariaman.