Riauaktual.com - Wabah penyakit virus Marburg (MVD) yang mematikan kini melanda Rwanda, menewaskan 10 orang dan menginfeksi 29 lainnya. MVD, yang sering dibandingkan dengan Ebola, menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti darah.
Dengan tingkat kematian yang dapat mencapai hingga 88 persen, gejala awal MVD meliputi demam, muntah, diare, dan pendarahan hebat dalam 5-7 hari setelah gejala muncul. Menurut laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), kematian biasanya terjadi dalam waktu delapan hingga sembilan hari setelah gejala muncul, terutama akibat kehilangan darah yang parah dan syok.
“Kematian biasanya terjadi dalam waktu delapan hingga sembilan hari setelah gejala, terutama akibat kehilangan darah yang parah dan syok,” jelas WHO sebagaimana dilansir oleh The Scotsman, Ahad (6/10/2024).
Saat ini, WHO telah menetapkan Rwanda sebagai wilayah berisiko tinggi dan sedang melakukan pelacakan terhadap sekitar 300 orang yang diduga melakukan kontak dengan individu terinfeksi. Salah satu kasus yang terkonfirmasi adalah seorang pelancong yang pergi ke Belgia, meskipun ia telah dinyatakan negatif oleh otoritas kesehatan setempat.
Sebagai langkah pencegahan, pemerintah Rwanda telah memperketat berbagai protokol kesehatan, termasuk membatasi kunjungan ke rumah sakit dan membatasi jumlah orang yang hadir dalam upacara pemakaman.
“Mereka yang mengalami gejala harus segera mencari perawatan medis untuk meminimalkan risiko penularan,” kata Kementerian Kesehatan Rwanda dalam pernyataannya.
Meskipun belum ada vaksin atau pengobatan definitif untuk MVD, WHO menekankan bahwa perawatan dini, seperti hidrasi dan terapi suportif, dapat meningkatkan peluang bertahan hidup pasien. Virus ini diketahui berasal dari kelelawar Rousettus, dengan penularan awal pada manusia disebabkan oleh kontak jangka panjang dengan habitat kelelawar, seperti gua atau tambang.
Wabah saat ini menjadi pengingat bagi masyarakat internasional untuk tetap waspada, meskipun risiko penyebaran global dinilai masih rendah. WHO juga telah bekerja sama dengan negara-negara tetangga, seperti Republik Demokratik Kongo dan Uganda, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Dengan tingkat penularan yang cepat dan angka kematian yang tinggi, wabah virus Marburg menuntut perhatian global guna mencegah krisis kesehatan yang lebih besar.
#Kesehatan
