Banyak Industri Baru Tumbuh, Pemerintah Harus Pertahankan Identitas Nasional

Banyak Industri Baru Tumbuh, Pemerintah Harus Pertahankan Identitas Nasional
Forum Legislasi bertajuk 'Menilik Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan dan Dampaknya Terhadap Industri Tembakau'

Riauaktual.com - Wakil Ketua Baleg Willy Aditya mengatakan indusri hasil tembakau (IHT) tembakau merupakan identitas nasional dan sejak dulu tanaman tembakau sudah ada dan menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem itu mengatakan di tengah tak adanya sektor industri baru yang tumbuh saat ini banyak negara justru sedang membentuk national identity-nya, baik melalui suaka hingga konservasi.

“Kalau kita tidak berpihak kepada keberadaan tembakau di tengah industrialisasi yang gila-gilaan, maka lapangan pekerjaan menjadi susah. Kita harus mempertahankan identitas nasional kita," kata Willy dalam forum legislasi bertajuk 'Menilik Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan dan Dampaknya Terhadap Industri Tembakau', di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (18/8/2024).

Menurut Willy, berbicara tembakau harus dari hulu ke hilir. Soalnya hal Ini satu paket komplit. Ada petani, pedagang rokok, asongan, industri dan ada ekosistem.

"Jangan seperti kera menangkap belalang, apa yang ada di tangan, karena ingin mengejar yang baru hilang. Kalau kita bicara tembakau ini soal hulu ke hilir, merupakan paket yang komplet, ada petani, ada retail, ada industri, ada ekosistem,” kata Willy.

Willy menambahkan, pemerintah boleh saja melarang merokok di tempat tertentu, namun harus disediakan juga smoking area. Biar adil. “Jangan hanya melarang tapi tidak dibuat solusinya. Toh kita bayar pajak kok dari rokok, ” katanya.

Anggota Komisi IX DPR Ri Yahya Zaini menjelaskan, lebih 10 tahun dia memperjuangkan petani tembakau, pedagang asongan dan penjual rokok. Yahya berjuang , sebagai anggota DPR maupun tidak menjadi anggota DPR.

“Yang kita bela bukan industri besar tapi petani tembakau, buruh pabrik, asongan, warung kecil dan pedagang kaki lima, ” kata Yahya.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman, Sudarto AS mengungkapkan sejak dirinya nenjadi ketua serikat pekerja tahun 2015 sudah 67.000 buruh pabrik rokok dirumahkan akibat kebijakan pemerintah yang merugikan pengelola pabrik rokok dan petani tembakau. Rokok disebut sebut membahayakan kesehatan.

Sudarto menambahkan, larangan merokok karena dianggap bisa berdampak merusak kesehatan tidak dipungkiri, akan tetapi banyak juga jenis makanan dan minuman yang dapat merusak kesehatan.

“Sisi positifnya dari rokok adalah sebagai simbol pergaulan dan persababatan. Seringkali kita ditawarkan rokok sebagai tanda persahabatan. Dan rokok sering juga disediakan dalam sebuah hajatan,” katanya.

#DPR/MPR RI

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index