Riauaktual.com - Vape menjadi sesuatu yang tengah ramai diperbincangkan saat ini. Banyak orang menganggap vape sebagai pengganti rokok dan dianggap tak lebih berbahaya.
Padahal, sederet ancaman penyakit mengintai seseorang yang sering mengisap rokok elektrik alias vape. Salah satunya adalah ancaman risiko gagal jantung. Dokter Umum, dr. Adam Prabata melalui unggahan Instagram-nya, @adamprabata mengatakan berdasarkan penilitian kebiasaan vape bisa meningkatkan risiko gagal jantung pada seseorang.
Adam mengatakan peningkatan risiko gagal jantunh bagi para pengguna vape pun cukup tinggi yakni mencapai 19 persen.
“Peningkatannya itu bisa mencapai 19 persen lebih tinggi risikonya dibandingkan orang yang tidak pernah nge-vape,” kata Adam.
Melansir Unitu Point, Sabtu (17/8/2024) vape bisa menyebabkan timbunan kolesterol di arteri menjadi lebih tidak stabil dan lebih besar kemungkinannya untuk pecah. Jika hal ini terjadi, dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan di pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Dalam 30 menit penggunaan, vape dapat meningkatkan adrenalin, menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, yang berarti risiko serangan jantung lebih tinggi.
Gejala lainnya juga diungkap oleh Adam. Adam menjelaskan gagal jantung merupakan kondisi di mana jantung tidak bekerja secara optimal untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
“Gejalanya antara lain sesak napas, sesak banget. Bahkan ganti baju aja sesak. Jantung berdebar-debar hingg kakinya bengkak,” kata Adam.
Sementara itu, vape juga sering kali dianggap sebagai pengganti dan tak lebih berbahaya dari rokok. Medical News Today melaporkan pada 2020 yang mencakup 183 penelitian sebelumnya.
Peneliti menemukan bahwa vaping memiliki kaitan dengan faktor risiko penyakit jantung yakni kerusakan pada jaringan, sel, dan organ detak jantung yang tinggi, arteri yang lebih kaku hingga tekanan darah lebih tinggi. Pengguna vape juga memiliki risiko lebih tinggi terkena fibrilasi atrium dan serangan jantung.
Sumber: Okezone.com