Riauaktual.com - Setelah bertahun-tahun menunggu, persetujuan proyek pengendalian banjir di Kota Pekanbaru akhirnya diperoleh. Proyek ini diprediksi akan mengurangi banjir hingga 66 persen. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Intsiawati Ayus, kepada awak media di Pekanbaru, Selasa (9/7/2024) sore. Intsiawati Ayus menyatakan bahwa proyek tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Setelah bertahun-tahun, akhirnya usulan kita disetujui oleh Kementerian PUPR. Persetujuan itu diberikan untuk pembangunan pengendalian banjir yang akan dilaksanakan mulai November 2024 hingga tahun 2026 nantinya. Perlu diketahui, anggarannya bersumber dari APBN," jelas Intsiawati Ayus.
Ia mengatakan bahwa proyek pengendalian banjir ini merupakan hasil dari aspirasi masyarakat Kota Pekanbaru yang sering mengeluhkan banjir setelah hujan.
"Melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) III, kita sudah menunggu sejak tahun 2016. Mulai dari penyesuaian desain banjir, pembangunan waduk, dan pintu air di Areal Perkantoran Walikota Pekanbaru di Kecamatan Tenayan Raya," ungkapnya.
Namun, setelah waduk dibangun, proyek tersebut terkendala oleh masalah pembebasan lahan.
"Komitmennya adalah ketika dibangun waduk dengan nilai 71 miliar, seluruh areal itu menjadi tanggung jawab Pemda. Akibat pembangunan waduk ini, dibutuhkan areal genangan seluas 55 hektare. Dan disiplin anggarannya adalah membangun baru jika areal lahan sudah dibebaskan," terangnya.
Intsiawati Ayus mengungkapkan bahwa ada dua kali lobi hingga pihak BWSS yakin dengan adanya surat pernyataan dari Walikota saat itu (Firdaus) bahwa areal tersebut sudah dibebaskan. Namun, hingga saat ini, masyarakat masih protes bahwa lahan belum dibebaskan.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Kota Pekanbaru memiliki empat pintu air dan seharusnya ada waduk di belakang Kantor Tenayan Raya sebagai hilir aliran air hujan di wilayah pemukiman masyarakat.
"Tapi waduk itu pun kosong airnya. Air tidak bisa mengalir karena saluran air (drainase, parit) di pemukiman dan jalan-jalan tidak maksimal (ada yang terputus, tertumpuk sedimen, dan mengalami penyempitan akibat pembangunan)," tutur Intsiawati Ayus.
Ia menambahkan, apabila proyek pengendalian banjir Kota Pekanbaru ini berhasil dan Pemko Pekanbaru juga berhasil menyambungkan saluran air mulai dari pemukiman hingga ke ruas-ruas jalan dan embung atau waduk, maka masalah banjir akan teratasi dengan baik.
"Sekarang, APBN sudah dikucurkan untuk membangun bagian hilirnya, tempat penampungan air, dan pompa air. Pemko Pekanbaru juga harus bersinergi menyambungkan parit-parit ini agar aliran air bisa sampai ke hilir," tandas Intsiawati Ayus.
#BANJIR