JAKARTA (RA) - Pekan kemarin warga hunian Perumahan Kostrad Tanah Kusir, Jalan Darma Putra 3 dibuat geger atas penggeledahan dilakukan Tim Yonintel Kostrad dan Pom Kostrad Asintel Kaskostrad. Razia itu berhasil mengamankan tiga anggota TNI, lima Polri dan seorang warga sipil yang diketahui merupakan anggota DPR. Para pelaku kini dalam proses hukum sesuai aturan lembaganya bertugas masing-masing.
Langkah TNI memberantas narkoba mendapat dukungan penuh dari Kepala BNN, Budi Waseso. Hal itu menurut Budi, lantaran peredaran narkoba di Indonesia semakin menggila sehingga tak ada alasan untuk membiarkannya. Bahkan, Budi menyatakan tak akan segan menghukum siapapun yang terlibat dengan barang haram tersebut, baik itu TNI maupun Polri.
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini menilai ada kepentingan asing ingin menghancurkan Indonesia terkait penyelundupan narkoba ini. Alasannya, ada pihak-pihak yang diduga membiarkan narkoba dalam jumlah besar masuk ke Indonesia.
"Kita tahu narkoba ini paling banyak dari China, Taiwan, Nigeria, ada juga Iran. Dari sana terlihat adanya kepentingan negara luar yang menginginkan kehancuran Indonesia. Kenapa? Karena mereka mengekspor ke sini, di sini tujuannya. Ini yang nanti harus didalami Lemhanas, TNI, dan dari BIN," kata Budi saat berpidato dalam sarasehan di Mapolresta Medan, Selasa (10/11).
Namun menurutnya, butuh komitmen bersama agar aparat benar-benar bersih dari kejahatan narkoba. Sejauh ini, Budi mengaku banyak pemasok narkoba yang menargetkan aparat sebagai pemakainya.
"Secara umum anggota TNI, polisi dan BNN juga banyak yang pakai tetap pemasok macam-macam. Ini butuh komitmen bersama bagaimana aparat bersih dan tidak terlibat," kata Budi usai menghadiri sebuah diskusi di Grand Sahid, Jakarta, Senin (22/2).
Keterlibatan anggota TNI dalam kejahatan narkoba baik sebagai pemakai maupun bandar sering kali terdengar. Mantan Kabareskrim ini mengatakan BNN tidak mengalami kendala maupun halangan untuk mengungkap jaringan meski yang terlibat adalah anggota TNI.
"Tidak ada kesulitan. Yang ada juga kita bangun komitmen bersama. Saya kira enggak masalah," kata Budi.
Dia melanjutkan, BNN bakal terus memerangi narkoba sampai kedua lembaga penegak hukum tersebut benar-benar bersih dari peredaran narkoba. Bahkan, dia berjanji bakal memberikan hukuman yang setimpal bagi pelakunya.
"Harapan kita kan aparat terutama institusi penegak hukum ini bersih. Namun jika masih ada yang mengonsumsi juga ya harus diberi hukuman yang setimpal," kata Budi di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (22/2).
Menurut Budi, TNI harus lebih giat lagi dengan melakukan penertiban di internal anggotanya. Longgarnya pengawasan, tertutupnya institusi dan mudahnya akses bagi bandar untuk memasok narkoba bagi oknum membuat jajaran BNN kesulitan untuk membongkar jaringan di sana.
"Karena ini menyangkut musuh negara. Maka saya minta komitmen bersama dari para pimpinan TNI untuk bersama mencegah dampak yang lebih luas," katanya.
Budi pun menyambut baik usulan agar seluruh anggota DPR dites urine menyusul ditangkapnya salah satu anggota parleman dalam penggerebekan dilakukan Tim Yonintel Kostrad dan Pom Kostrad Asintel Kaskostrad. Bahkan dia menyarankan sebaiknya seluruh kementerian dan lembaga juga turut melakukan tes urine kepada setiap jajarannya.
"Saya kira, siapapun yang gencar, pasti semua terlibat. Kalau satu kementerian A gencar, pasti banyak. Itulah salah satu bukti bahwa peredaran narkotika itu sudah ke mana-mana," kata Budi Waseso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/2).
Budi menambahkan seharusnya seluruh kementerian dan lembaga dapat mencontohkan TNI yang mengambil langkah dalam upaya pemberantasan narkoba dengan menggelar operasi di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Contoh keteladanan bahwa TNI harus bersih dari itu, beliau (Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo) tunjukkan wujud nyata)," tandasnya. (merdeka.com)