RSUD Teluk Kuantan Butuh Suplai Obat-obatan

RSUD Teluk Kuantan Butuh Suplai Obat-obatan
ilustrasi

TELUK KUANTAN (RA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teluk Kuantan Kabupaten Kuansing saat ini sedang mengalami kekurangan stok obat-obatan yang dapat mengancam keselamatan pasien dan  masyarakat yang sedang berobat untuk mendapatkan pelayanan. Selain dialami oleh pasien, namun juga dirasakan dokter, baik dokter umum maupun dokter spesialis yang bekerja di RSUD Teluk Kuantan.

dr Fahdiansyah, dokter spesialis kandungan, kepada wartawan, Kamis (25/2) mengatakan, akibat kekurangan obat-obatan tersebut membuat tugas mereka melayani pasien menjadi terbatas, hal ini sering mereka rasakan.

Misalnya untuk dokter kandungan, dalam bekerja mereka harus menyelematkan dua nyawa sekaligus, baik anak maupun ibu.

"Obat-obatan harus tersedia, tidak bisa ditunggu kalau sudah saatnya dioperasi. Kalau tidak dilayani bisa dituding mal praktek, namun kalau yang Kita inginkan tidak ada bisa lumpuh, tidak bisa bekerja, untuk obat-obatan sudah emergency, ini juga dirasakan dokter spesialis lainnya," ujar dokter yang akrab disebut dr Ukup tersebut.

"Memangnya Kuansing yang punya RSUD, kabupaten lain juga punya, kalau kurang masih bisa dimaklmumi. Katakanlah APBD Kita kecil dan kalau stok habis pada akhir tahun itu bisa dimaklumi, tetapi kalau bulan Maret sudah tidak ada ya bagaimana bekerja, satu bulan beroperasi kemudian obat-obatan sudah tidak ada. Evaluasi perencanaan dan pengadaan agar stok tetap tersedia karena untuk obat-obata sudah emergency," ujarnya.

Begitu juga dengan pelayanan terhadap pasien BPJS. Menurutnya, pemegang kartu BPJS tahunya berobat gratis."Saat Kita akan lakukan tindakan, kadang benang tidak ada, akhirnya Kita minta keluarga mencari diapotik. Ada kadang menggunakan ojek, untuk ojek bayar 50 ribu kebawah, jadi untuk membeli benang pasien akhirnya menghabiskan Rp.50 Ribu, jadi Kita minta manajemen RSUD benahi masalah stok obat-obatan ini, kasian pasien dan keluarga akibat stok yang kurang," ujarnya.

"Waktu Pak Wabup ke RSUD sudah Kita sampaikan masalah ini," ujarnya.

Sementara itu Direktur RSUD Teluk Kuanta, dr David Oloan, kepada wartawan, Rabu sebelumnya mengakui kondisi stok obat yang minim ini. Hal tersebut tak terlepas dari sistem pengadaan obat-obatan e-Catalog membuat pihak RSUD cukup kesulitan memenuhi kebutuhan masyarakat terutama dalam penyediaan obat-obatan.

Dijelaskannya, sistem pengadaan obat-obatan e-catalog langsung dilakukan pusat, artinya tender obat ini langsung pusat yang melakukan, kalaupun sudah obat tersebut masuk dalam e-catalog, tapi tidak keluar di internet, obat tersebut tidak bisa dibeli.

"Alasannya langsung ditender pusat, untuk meminimalisir terjadinya permainan dalam proses tender, tapi masyarakat kita yang jadi korban akibat proses pengadaan yang dilakukan pusat melalui e-catalog ini menyulitkan kita dalam membeli obat secara langsung," ujar David.

"Ini perlu kita luruskan, jangan sampai kita yang terus disalahkan tidak ada obat di apotik RSUD, karena tender obat ini pusat yang melakukan, Kalau keinginan kita, untuk pengadaan obat-obatan ini biarlah kita yang langsung melakukan, tapi mengikut aturan dilakukan oleh pusat. Sehingga kita kesulitan dalam memenuhi kebutuhan obat. Kalau belum ditender pusat maka belum bisa kita menyediakan obat untuk masyarakat, paling pusat melakukan tender pada April mendatang," katanya.

Ditambah lagi ujarnya, untuk pengadaan obat anggarannya berkurang dari Rp 1,8 milyar tahun lalu, dan tahun ini hanya Rp 1,4 milyar.

Sementara itu Wabup Kuansing, H Zulkilfi kepada wartawan via seluler, mengaku akan mencari solusi masalah stok obat di RSUD. "Setelah mendapat stok yang kurang kita akan menyampaikan hal ini ke gubernur dan menteri kesehatan, karena stok obat tidak boleh kurang karena menyangkut pelayanan wajib kepada masyarakat," ujarnya.


Laporan : AM

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index