Dosen FK Unri Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kanker hingga Diabetes di Kampar

Dosen FK Unri Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kanker hingga Diabetes di Kampar
Dosen FK Unri Lakukan Sosialisasi

Riauaktual.com - Sejumlah dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Riau menggelar sosialisasi pencegahan terhadap penyakit degeneratif dan kanker untuk menjauhkan masyarakat dari resiko kematian yang lebih besar. Kegiatan pencegahan inilah dikemas lewat Pengabdian FK Unri di Desa Sari Galuh, Kecamatan Tapung, Kampar pada 9 Agustus.
 
Dr Mukhyarjon M.Biomed., Sp.PD menilai pencegahan penyakit diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula pertama kali adalah modifikasi gaya hidup. Salah satunya dengan makan yang bergizi.

"Modifikasi gaya hidup ini terutama dengan makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur. Minimal tiga kali seminggu selama 150 menit," ujar Mukhyarjon, Jumat (1/8/2023).

Untuk mencapai target pengobatan yang diinginkan penggunaan terapi farmakologi harus disertai dengan modifikasi gaya hidup. Pengobatan sebaiknya dilakukan dibawah pengawasan dokter sehingga pasien dapat diawasi jenis dan kadar obat yang cocok serta kemungkinan komplikasi penyakit yang timbul.

"Kapan seseorang dikatakan menderita diabetes melitus? Salah satunya adalah jika kadar gula darah puasa (10 jam tidak makan) mencapai kadar di atas 126 mg/dl," katanya.

Jika kadar gula darah tanpa puasa atau gula darah sewaktu di atas 200 mg/dl maka seseorang juga dinyatakan diabetes melitus. Pemeriksaan lain yang dapat menentukan seseorang menderita diabetes melitus adalah pemeriksaan HbA1C.

Dalam pemeriksaan itu, orang dinyatakan diabetes melitus jika kadar HbA1C-nya di atas 6,5%. Selain itu pecegahan juga dibutuhkan pada penyakit kanker.

"Semakin dini penyakit seseorang dapat dideteksi maka semakin baik pula prognosisnya buat sembuh dan semakin kecil komplikasinya," kata Mukhyarjon.

Sementara Dr Enikarmila Asni, M,Biomed., M.Med.Ed juga memberikan penyuluhan kepada peserta pengabdian. Terutamanya wanita tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

"Kanker payudara sebagai keganasan kedua setelah kanker leher rahim (serviks) dapat dideteksi dini dengan cara yang sederhana dan dapat dilakukan mandiri.  Hal ini dapat mencegah keterlambatan diagnosis sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan," kata Enikarmila.

Kegiatan ini dilakukan dengan demonstrasi langsung dan menggunakan manekin atau patung. Gerakan sederhana seperti meluruskan lengan ke bawah, mengangkat lengan dan yang terakhir meletakkannya di pinggang sambil melihat di cermin apakah terdapat benjolan atau tarikan.

Selain itu, apakah ada perubahan kulit dan juga keluarnya cairan yang tidak sewajarnya di puting payudara. Selanjutnya diikuti dengan pemeriksa puting dan area sekitarnya, apakah terdapat cairan yang tidak semestinya.

"Terakhir berupa kegiatan berbaring sambil memeriksa konsistensi payudara dengan menggunakan 3 jari," katanya.

Selanjutnya pada sesi tanya jawab yang dipimpin oleh Sekretaris Desa Sari Galuh, salah seorang peserta menanyakan bagaimana trik agar bisa hidup sehat. Dr Yossy Maryanti, M.Biomed, Sp.S yang ikut dalam tom pun memperkenalkan istilah CERDIK.

"C adalah cek kesehatan secara berkala, E adalah enyahkan asap rokok, R yaitu rajin aktifitas fisik, D sebagai diet sehat, lalu I adalah istirahat cukup dan K yakni kelola stress," kata Yossy.

Kegiatan yang diikuti hampir 100 peserta ini juga menyediakan pemeriksaan kadar gula darah gratis bagi yang menginginkan. Kegiatan ditutup dengan foto bersama Kepala Desa Sari Galuh, H Budi Siswo Utomo, S.Sos dan perangkat desa serta  kader Desa Sari Galuh.

#Riau #Pendidikan

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index