PEKANBARU (RA)- Terungkapnya kasus perjudian di 88 Game Zone Plaza Citra Jalan Pepaya oleh Polda Riau, dinilai dari kelemahan pengawasan, baik dari pemerintah maupun warga setempat.

"Persoalan judi ini dari zaman dulu sampai sekarang selalu ada. Tinggal kita selaku masyarakat menjaga lingkungannya, termasuk RT dan RW yang memiliki peranan penting untuk mengawasi lingkungannya," ujar Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Nofrizal MM, Kamis (23/4/2015).

Politisi PAN ini mengatakan, bagi pelaku perjudian yang sudah tertangkap harus diproses secara hukum yang berlaku sehingga hal ini tidak meracuni warga yang lainnya.

"Sebahagian besar masyarakat Kota Pekanbaru ini beragama muslim yang menjunjungi tinggi akidah, tentu persoalan perjudian harus mejadi perhatian serius oleh pihak aparat hukum," tegasnya.

Disamping itu, ujarnya, peran masyarakat harus juga proaktif dalam mendukung dan membantu aparat hukum khususnya untuk melapor bila ada tempat-tempat yang biasa dipakai untuk melakukan aksi perjudian, baik di rumah-rumah maupun game judi yang kini marak diminati oleh masyarakat.

"Sesuai dengan visi dan misi kota Pekanbaru yaitu mewujudkan kota metroplitan yang madani, maka sebenarnya yang madani itu terfokus pada manusianya untuk membentuk manusia yang madani. Jadi tugas pemerintahlah untuk melakukan sosialisasi dan penerapan serta menyampaikan apa bentuk dan tujuan dari konsep madani itu kepada masyarakat," ungkapnya.

Disamping itu pemerintah juga harus menyediakan dan mendukung aktivitas masyarakat khusunya di bidang keagamaan, seperti menggalakkan aktivitas remaja mesjid, menyiapkan mesjid paripurna di kecamatan dan kelurahan serta kegiatan sosial dan agama.

"Kalau hal ini digalakan kemungkinan tingkat kejahatan seperti perjudian, pencurian serta aksi kejahatan lainnya bisa berkurang. Jadi, pemerintah harus bisa menciptakan konsep dan program madani ini kepada masyarakat, kalau hal ini tidak bisa tercipta dan berjalan sama saja sebatas simbol atau slogan saja," pungkasnya.

Laporan : rik