Festival Bono Surfing 2022 Digelar, Peselancar Dunia Antusias Datang

Festival Bono Surfing 2022 Digelar, Peselancar Dunia Antusias Datang
Sejumlah warga lokal antusias berfoto bersama peselancar dari Rusia, saat events Festival Bono 2022 di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Riauaktual.com - Setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19 Festival Bono Surfing kembali digelar. Agenda pariwisata yang sudah dikenal di kancah mancanegara itu bakal dibuka secara resmi, Jumat (11/11/2022) oleh Gubernur Riau Syamsuar. 

Lokasi pembukaan Festival Bono Surfing di Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Digelar di halaman Kantor Camat Teluk Meranti sebelum Ombak Bono Sungai Kampar muncul.

Sebanyak 12 peselancar dari sejumlah negara telah tiba di Teluk Meranti. Di antaranya dari Rusia, Singapura, Inggris, Australia, Portugal, Austria, Jerman, dan negara lainnya.

Kedatangan turis itu telah disambut pihak panitia dan telah menjajal Ombak Bono sebagai pemanasan sebelum festival dimulai. Mereka akan menakluki gelombang sungai kampar bersama peselancar nasional dan lokal. 

Events yang disebut warga lokal Bekudo Bono itu akan dirangkum dengan atraksi kesenian, permainan rakyat, pagelaran budaya hingga terdapat bazar usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Seorang peselancar wanita yang berasal dari Rusia, Carolina mengatakan, bermain ombak Bono di Sungai Kampar merupakan impiannya sejak sepuluh tahun silam.

“Halo nama saya Carolina asal saya dari Rusia tapi sekarang ini tinggal di Bali. Saya sudah lama memimpikan berselancar di sini, sudah ada sepuluh tahun saya ingin bermain di Bono,” ucapnya saat ditemui Tim Media Center Riau, Kamis (10/11/2022) malam.

Dijelaskan Carolina, keinginan dirinya untuk berselancar di atas ombak Bono, setelah mengetahui bahwa, ada sungai di Indonesia yang memiliki ombak besar. Sehingga, saat pertama kali dirinya melakukan latihan ia mendapati sensasi yang berbeda dengan bermain di laut.

“Disini berbeda sekali. Tentunya seru, karena setelah saya berlatih tadi di sini, menurut saya ini merupakan sensasi yang beda dengan bermain di laut. Intinya saya unbelievable,” jelasnya.

Sementara itu, Peselancar asal Inggris bernama David, mengungkapkan, events tersebut merupakan pengalaman pertamanya bermain Ombak Bono sungai Kampar.

“Ini pertama kali saya kesini. Rasanya mencoba Ombak Bono ini enak sekali. Main di sini ombaknya panjang, baru sekali saya berselancar disini tapi pingin saja bermain selalu,” ungkapnya.

Selain itu, peselancar nasional, Abi menerangkan berselancar di Teluk Meranti Pelalawan ini berbeda dengan lainnya. Hal itu lantaran sungai tersebut aman dibandingkan dengan negara lain. Karena menurutnya daerah di sini aman dan untuk tim penyelamatan selalu bersedia dalam berjaga.

“Ada beberapa tempat di negara lain yang sama seperti disini, bedanya di sini aman. Karena selama saya surfing disini tidak ada predator yang saya lihat apalagi untuk menyerang. Ditambah lagi, disini pengamanannya ada jetsky yang berjaga saat kami surfing,” terangnya.

“Dan juga kalau mau cari mainnya puas, panjang, santai dan menikmati keajaiban alam itu benar mainnya di Bono,” pungkasnya.

Ombak Bono 

Hampir setiap tahun Festival Bono diburu para peselancar dunia. Sebut saja para peselancar Australia yakni James Cotton, Roger Gamble dan Zig Van Der Sluys. 

Tiga peselancar asal Negeri Kangguru itu, berhasil mencetak rekor surfing dengan menaklukkan gelombang Bono sejauh 17,2 kilometer. Menorehkan rekor dunia, berselancar terpanjang di Bono Sungai Kampar pada tahun 2016 lalu. 

Pada umumnya, puncak Bono atau gelombang tertinggi dapat diprediksi sesuai kalender bulan purnama, atau berdasarkan kalender tarikh qomariyah. Uniknya Bono Surfing terletak pada ombaknya yang berlawanan dengan arah arus sungai, sehingga tekanannya cukup deras. 

Tak seperti ombak besar di laut, tinggi Ombak Bono bisa mencapai 6 meter, memanjang sekitar 300 meter, dengan kecepatannya 40 km per jam. Suara dari hempasan gelombangnya bikin andrenalin bakal membuncah. Fenomena alam langka di Sungai Kampar tersebut terjadi akibat pertemuan arus pasang laut dengan arus sungai.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index