Di Balik Badai PHK Karyawan Shoope, Ada Ketegangan China dan India

Di Balik Badai PHK Karyawan Shoope, Ada Ketegangan China dan India
Shoope

Riauaktual.com - Salah satu starup Shoope dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya.

PHK karyawan Shoope itu terjadi bukan hanya di Indonesia, melainkan di sejumlah negara operasional perusahaan.

Di Indonesia, PHK karyawan Shoope mulai santer terdengar sejak Juni 2022 lalu.

Dikabarkan, PHK dilakukan terhadap 187 karyawan atau sekitar tiga persen dari total karyawan.

Akan tetapi, startup itu baru mengonfirmasi kabar tersebut pada Selasa 20 September 2022.

Itu sebagaimana keterangan Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira dalam keterangannya.

Radynal menjelaskan, PHK ini terpaksa dilakukan lantaran kondisi ekonomi global.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien,” kata Radynal, dikutip pojoksatu.id dari Kompas.com.

Diakuinya, kebijakan PHK karyawan ini merupakan keputusan yang sulit dan jadi pilihan terakhir.

Setelah sebelumnya melakukan sejumlah penyesuaian dalam beberapa kebijakan bisnis.

Sayangnya, Radynal masih belum merinci jumlah total karyawan yang terdampak dan dari divisi mana saja.

Meski begitu, Radynal memastikan hal ini sama sekali tidak mempengaruhi operasional bisnis dan layanan.

Baik kepada penjual, pembeli serta mitra lainnya di Indonesia.

“Shopee Indonesia juga memastikan langkah ini tidak akan mempengaruhi operasi bisnis dan layanan kepada seluruh penjual, pembeli dan mitra di Indonesia,” kata dia.

Radynal memastikan, pihaknya tetap memberikan pesangon kepada karyawan terdampak PHK berupa satu bulan gaji.

“Karyawan yang terdampak akan mendapatkan pesangon sesuai ketentuan perundang-undangan dengan tambahan satu bulan gaji,” katanya.

Selain itu, karyawan terdampak juga dipastikan masih bisa memakai fasilitas asuransi kesehatan perusahaan hingga akhir tahun 2022 dengan seluruh manfaatnya.

China vs India

Sementara, dilansir dari CNBC Indonesia, Shoope merupakan salah satu unit bisnis milik Sea Limited.

Principal Advisor Nilzon Capital John Octavianus mengatakan, Garena selama ini diyakini sebagai penopang hidup dan ‘penyedia subsidi silang’ terhadap unit bisnis lain Sea Limited.

Termasuk salah satunya Shoope.

Garena adalah sebuah unit bisnis yang fokus pada pengembangan dan pendistribusian mobile game, esports, serta komunitas penggemar gaming.

Awal 2022, terjadi ketegangan antara pemerintah India dan China, khususnya di bagian perbatasan kedua negara.

Ketegangan diplomasi ini mengakibatkan kedua negara saling mempersenjatai kebijakan ekonominya.

India akhirnya secara agresif melakukan pemblokiran terhadap ratusan aplikasi yang dinilai terasosiasi dengan China dengan dalih melindungi keamanan warganya.

Salah satu diantara aplikasi yang terdampak adalah Free Fire, sebuah game yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Garena dan sangat sukses di kalangan remaja di India.

Selain Free Fire, ada aplikasi lain yang diblokir India.

Diantaranya aplikasi-aplikasi buatan Tencent, Alibaba, dan NetEase.

Sementara, Bloomberg menulis, Sea Limited dinilai terasosiasi dengan China.

Sebab, pemilik terbesar sahamnya merupakan Tencent yang berasal dari China.

Kontribusi pendapatan Free Fire dari India diperkirakan kurang dari 10 perse dari keseluruhan bisnis gaming Garena.

Namun pengguna di India berkontribusi terhadap 16 persen dari jumlah seluruh penikmat game tersebut.

Jumlah itu merupakan yang terbesar kedua setelah Brazil. Menyusul kemudian India dan Indonesia.

 

 

 

Sumber: Pojoksatu.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index