Akibat Krisis Juventus, Ultras Kritik Bonucci : Dia Tidak Akan Pernah Bisa Jadi Pemimpin

Akibat Krisis Juventus, Ultras Kritik Bonucci : Dia Tidak Akan Pernah Bisa Jadi Pemimpin
Krisis Juventus semakin mengkhawatirkan. Kini kapten mereka, Leonardo Bonucci jadi sasaran kritik Ultras. Foto ilustrasi : twitter/cmcotcom

Riauaktual.com - Krisis Juventus melanda di awal musim 2022/23. Si Nyonya Tua terpuruk di Serie A, terlebih lagi di Liga Champions. Kini kapten Juve, Leonardo Bonucci dikritik suporter garis keras mereka, Ultras.

Permasalahan di dalam dan luar lapangan menambah komplit krisis Juventus. Ruang ganti memanas menyusul performa buruk anak asuh Massimiliano Allegri.

Kini Ultras Juventus ikut bersuara. Bukan cuma mendesak pemecatan Allegri, tapi juga menyoroti kapten mereka, Bonucci yang dianggap tidak bisa dan tidak akan pernah bisa jadi pemimpin skuad Bianconeri.

Dikutip dari Football Italia, perseteruan di internal Juve terjadi ketika wakil presiden Pavel Nedved ingin memecat pelatih Max Allegri.

Tetapi Presiden Andrea Agnelli menolak dan ingin tetap mempertahankan sang alenatore. Suporter memprotes dan para pemain tampaknya bingung dengan situasi tersebut.

Terbaru suporter garis keras Ultras Juventus, merilis pernyataan di media sosial setelah kapten Bonucci mengajak para pemain Juventus untuk ‘meminta maaf’ atas kekalahan 0-1 dari Monza pada laga Serie A, Minggu (18/9) lalu.

“Kami dihadapkan dengan adegan-adegan yang tidak kami mengerti dan jika ada yang kami anggap menggelikan dan gila, dipikirkan oleh seseorang yang menganggap dirinya sebagai orang yang meninggalkan, tetapi bertindak seperti korban yang dikorbankan.”

“Bonucci tidak pernah menjadi pemimpin dan tidak akan pernah: tidak di Treviso, atau Pisa, atau Bari, atau Milan dan tentu saja tidak di Juventus,” pernyataan Ultras Juventus.

“Pada saat kebingungan umum ini, di dalam dan di luar lapangan, ada anarki total dan siapa pun yang merasa seperti itu menyatakan diri sebagai ahli, pemimpin, kepala atau figur yang bertanggung jawab tanpa memiliki kharisma atau pengakuan dari orang-orang yang telah di sini selama bertahun-tahun.”

“Jika ada hierarki, ada alasan untuk itu. Prajurit yang baik belum tentu menjadi jenderal yang baik.”

Ultras secara terbuka marah tentang upaya permintaan maaf terhadap mereka di tribun Stadion U-Power.

“Mengambil pemain profesional seperti domba kurban untuk menatap Curva sambil menerima cemoohan dan hinaan, memberikan legitimasi untuk protes hanya sebulan memasuki musim, itu absurd.”

“Satu-satunya hasil adalah menciptakan tim yang lemah yang terbebani oleh hal-hal negatif dan kompleks.”

“Itu justru kebalikan dari apa yang dibutuhkan dalam olahraga ini. Anda merusak rekan tim dan skuad Anda lebih dari pelatih atau direktur yang tidak kompeten.”

“Peran Ultra (yang asli) adalah untuk mendukung tim selama mungkin. Adapun protes dan alasan, ‘pemisah diri’ sayang, ada waktu hingga akhir musim atau perlu ada intervensi dari dalam.”

“Jika Anda (pemain tertentu) bertanggung jawab atas kekacauan ini, Anda seharusnya malu pada diri sendiri, dan sebaliknya Anda mencoba menggunakan situasi ini karena ketidaktahuan atau untuk keuntungan pribadi.”

“Percayalah, jika kami memiliki sesuatu untuk diberitahukan kepada Anda, kami akan melakukannya di tempat latihan Continassa, menatap mata Anda seperti yang selalu kami lakukan, bukan di lapangan di depan lawan, membuat kami dan Anda terlihat konyol dan lemah.”

“Siapa pun yang mengenakan jersey Juventus harus menundukkan kepala hanya di depan rakyatnya sendiri dan tidak ada orang lain, termasuk media.”

“Yang dibutuhkan hanyalah pandangan sekilas dari lapangan ke tribun, memberi hormat dengan tangan terangkat daripada perayaan liar sehingga kami tahu bahwa Anda meminta maaf.”

“Dan akhirnya, para pemain tidak melakukan kesalahan seperti direktur dan Presiden yang tidak kompeten, dan yang harus mereka pertanggungjawabkan.”

Pada saat yang sama, ada juga protes yang berkembang di media sosial yang mencatat bahwa Stadion Allianz Juventus semakin kosong musim ini.

Tercatat ada penurunan 9.000 tiket musiman yang terjual dibanding penjualan musim 2021/22.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index