Riauaktual.com - Tak banyak yang tahu pacar Bharada E atau Bharada Richard Eliezer punya peran dalam menggagalkan skenorio rekayasa pembunuhan Bridair Joshua Hutabarat.
Pacar Bharada E, Lily punya peran penting. Ia mempengaruhi Bharada Eliezer, sehingga berubah sikap.
Awalnya, Bharada E tetap mengikuti skenario yang diotaki Ferdy Sambo.
Ia mengaku terjadi tembak-menembak antara dirinya dengan Brigadir Joshua Hutabarat di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Tembak-menembak itu dipicu pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir Joshua kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati.
Brigadir Joshua menembak duluan ke arah Bharada E yang memorgokinya. Ia melepaskan 7 peluru. Sedangkan Bharada E hanya melepaskan 5 peluru.
Ketika dipanggil Komnas HAM, Bharada E masih tetap konsisten pada pengakuannya.
Beberapa hari kemudian, Bharada E membuat pengakuan mengejutkan. Ia menembak Brigadir Joshua atas perintah atasan.
Pengakuan Bharada E menyebabkan skenario Ferdy Sambo buyar, gagal total. Ferdy Sambo pun ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
Siapa yang membuat Bharada E berubah pikiran dan mengacaukan skenario Ferdy Sambo? Salah satunya adalah pacar Bharada E, Lily.
Pengacara pertama Bharada E, Deolipa Yumara, mengatakan perubahan terjadi setelah Bharada E menelepon maitua. Maitua adalah bahasa asli Manado yang berarti pacar.
Peran Lily dalam menggagalkan skenario Sambo diungkap Dahlan Iskan dalam tulisannya berjudul ‘Lagu Sambo‘ hari ini, Sabtu (20/8).
Menurut Dahlan Iskan, pacar Bharada Eliezer adalah gadis Manado. Ia tinggal di Jakarta.
“Dia pindah ke Jakarta setelah Ichad (sapaan Bharada Eliezer) menetap di Jakarta,” tulis Dahlan Iskan.
Mantan Menteri BUMN ini mengatakan harapan Bharada E untuk bisa mempersunting Lily awalnya sirna karena dia telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Pikiran Ichad dipenuhi gambaran: ia pasti dihukum mati,” kata Dahlan.
Karena itu, Bharada E sempat minta pacarnya untuk pulang ke Manado. Sebab, tidak ada lagi yang bisa dia andalkan di Jakarta.
“Deolipa memfasilitasi hubungan telepon dengan sang maitua. Targetnya: agar Ichad punya harapan untuk tidak dihukum mati. Asal, ia mengaku terus terang seperti apa kejadian sebenarnya di Duren Tiga,” kata Dahlan.
Target itu bisa dicapai karena Ichad sebenarnya sudah terlihat ragu dengan pengakuannya.
“Titik terang pertama itu diperoleh oleh penyidik nomor satu Indonesia saat ini. Beliau adalah Dr Suradi SH MH,” ujar Deolipa, seperti yang dituliskan Dahlan.
“Saya tinggal meneruskan saja agar setitik terang itu menjadi benar-benar terang,” sambung Deolipa.
Deolipa terus bicara dengan Ichad dalam bahasa Manado. Juga dengan bahasa agama: sesama Kristen.
Ichad ia ajak menyanyikan lagu rohani. Bertiga dengan satu petugas lagi. Deolipa memang seniman. Penyanyi. Gitaris.
Deolipa pun mulai menyanyikan lagu Indah pada Waktunya.
Bharada E mulai ikut menyanyi. Meresapi isinya. Lalu, menyanyi lagi. Lagu keduanya Hidup Ini Adalah Kesempatan. Yang dinyanyikan Michela Thea.
Menurut Deolipa, itulah kunci yang membuat Bharada E berubah pikiran.
Pembuka pertama Kolonel Dr Suradi. Lalu, dua lagu rohani itu.
“Semua skenario Ferdy Sambo pun bubar. Bahkan, kemarin, istri Sambo ditetapkan sebagai tersangka baru,” tandas Dahlan Iskan.
Sumber: Pojoksatu.id