Kuku Penyintas Covid-19 Menyala di Bawah Sinar UV, Kenapa?

Kuku Penyintas Covid-19 Menyala di Bawah Sinar UV, Kenapa?
Kuku Penyintas Covid-19 menyala disinari sinar UV (Foto: TikTok/@popcoat)

Riauaktual.com - PENYINTAS Covid-19 mengalami beberapa perubahan dalam tubuh, tak terkecuali pada kuku jari. Ya, tak banyak yang tahu bahwa kuku penyitas Covid-19 rupanya bisa menyala di bawah sinar Ultraviolet (UV).

Hal ini diungkap oleh akun TikTok @popcoat. Dijelaskan oleh sang nail artist, kuku tiga kliennya menyala saat disinari alat pengering kuteks yang dilengkapi lampu sinar UV. Faktanya, ketiga kliennya itu adalah penyintas Covid-19.

Kuku Penyintas Covid-19

"Nggak cuma satu klien aku tapi ada tiga klien yang kukunya nyala dan semuanya itu bekas pasien Covid-19," tutur sang nail artist dalam video, sebagaimana dikutip dari MNC Portal Indonesia (okezone.com) pada Sabtu (26/2/2022).

Merasa penasaran dengan kondisi tersebut, akhirnya sang nail artist melakukan reset dari berbagai sumber. Hasilnya, menurut jurnal penelitian Fluoresensi Kuku pada Pasien Covid-19 yang diterbitkan Juniper Publish, kuku penyitas Covid-19 mengalami fluoresensi akibat mengonsumsi obat favipiravir.

Kuku Penyintas Covid-19

Fluoresensi sendiri adalah terpancarnya sinar oleh suatu zat yang telah menyerap sinar atau radiasi elektromagnetik lain. Alhasil, mineral fluoresen memancarkan cahaya tampak ketika terpapar sinar ultraviolet. Ini dapat terjadi karena zat tertentu seperti elastin, kolagen, prekursor melanin yang ditemukan secara alami di kulit atau faktor eksternal seperti obat-obatan.

Hasil penelitian dari lima pasien Covid-19, empat di antaranya menerima pengobatan favipiravir oral dan paracetamol khusus untuk Covid-19. Empat pasien terdeteksi mengalami fluoresensi pada kukunya, meski dalam bentuk yang berbeda-beda. Sementara satu orang yang tidak mengonsumsi obat favipiravir tidak mengalami fluoresensi tersebut.

Tak hanya pada kuku, fluoresensi ini juga terjadi pada rambut hingga mata sang penyintas Covid-19. Ini menunjukkan bahwa fluoresensi pada kuku disebabkan oleh penggunaan obat favipiravir. Sang nail artist juga menunjukkan tangkapan layar yang memperlihatkan bahwa obat Covid-19 menyala di bawah sinar UV.

"Terus nyalanya tuh macem-macem, ada yang di kukunya, di rambutnya, bahkan ada yang di matanya," ujar sang nail artist.

Namun, hingga saat ini adanya fluoresensi pada kuku karena penggunaan favipiravir masih belum dilaporkan. Para ilmuwan belum bisa memastikan, apakah fluoresensi disebabkan oleh metabolit obat atau bahan-bahan khusus seperti titanium dioksida, dan oksida besi kuning dalam tablet. Hanya saja para peneliti mengimbau agar penggunaan obat harus tetap dalam pengawasan dokter untuk terhindar dari efek bagi organ tubuh lainnya.

Mengetahui kejadian ini, banyak netizen yang memberikan reaksinya dalam kolom komentar. Banyak yang mengaku terkejut dan mengakui perubahan tersebut. Tak sedikit juga yang justru antusias dengan perubahan kuku mereka.

"Udah disinarin UV kak. aku barusan sembuh dari omicron dan kaget aja td pas lihat kukunya aku glow in the dark," kata sus*****.

"Asikk jd glow in the dark," tulis ipe*****.

"Nanti jadi avatar," ujar big*****.

"Jadi avatar blue sea," sahut arie*****.

 

 

 

Sumber: Okezone.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index