Oleh: Fadh Ahmad Arifan

ISIS Sudah Beroperasi di Indonesia?

ISIS Sudah Beroperasi di Indonesia?
Ilustrasi. FOTO: int

RIAUAKTUAL.COM - Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mendadak jadi buah bibir media di dalam dan luar negeri. Organisasi yang mendeklarasikan “khilafah” ini muncul di tengah tiga isu penting yaitu: agresi Israel yang menelan korban jiwa lebih dari 1800 lebih warga Palestina, wabah virus Ebola dan kekisruhan pilpres di Indonesia.

Baru-baru ini kelompok ISIS ditahbiskan sebagai kelompok militan terkaya dibanding Taliban, Hizbullah maupun al-Qaeda. Setelah menjarah uang dari Bank sentral di Mosul, diperkirakan ISIS memiliki bujet dan aset sebesar 500 miliar dinar Irak atau 425 juta dolar AS. Dengan uang sebanyak ini, pemimpin ISIS bisa menggaji 60 ribu loyalisnya dengan gaji 600 dolar per bulan dalam setahun (the week.com 12/6/2014).

Beda antara ISIS, Hamas dan Hizbut Tahrir

Hari minggu yang lalu saya menyimak diskusi bertajuk “ISIS Bidik Indonesia?” dengan narasumber Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Ansyad Mbai dari BNPT. Sepanjang diskusi yang disiarkan langsung di Apa Kabar Indonesia Malam TV One, dua narasumber sama sekali tidak menyinggung bahwa ISIS sejatinya buatan badan intelijen dari tiga negara seperti Inggris, AS dan Israel seperti yang diungkap oleh Mantan pegawai NSA, Edward Snowden.

Snowden mengungkapkan, badan intelijen dari tiga negara tersebut membentuk sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstremis di seluruh dunia. Mereka menyebut strategi tersebut dengan nama 'sarang lebah'. Dokumen NSA yang dirilis Smowden menunjukkan bagaimana strategi sarang lebah tersebut dibuat untuk melindungi kepentingan Zionis dengan menciptakan teroris jadi-jadian. Berdasarkan dokumen tersebut, satu-satunya cara untuk melindungi kepentingan Yahudi adalah menciptakan musuh di perbatasan. Strategi tersebut dibuat untuk menempatkan semua ekstremis di dalam satu tempat yang sama sehingga mudah dijadikan target. (globalresearch.ca 16/7/2014).

Ironisnya lagi seorang Profesor Nasaruddin Umar melakukan kesalahan fatal dengan polosnya beliau berargumen, “HAMAS & ISIS tidak mungkin bersatu, karena HAMAS berideologi Syiah & ISIS Sunni” (Apakabar Indonesia Malam 3/8/2014 pk. 20.25 wib). Beginilah kalau bicara tanpa data, sehingga yang diucapkan pun ngawur untuk sekelas profesor.

Perlu diketahui, aktivitas kelompok ISIS berbeda dengan pejuang HAMAS yang mati-matian mengusir penjajah Israel. Sampai sekarang saya belum mendengar ISIS akan menolong warga Gaza. Yang saya dengar dari media ialah ISIS justru menghancurkan makam nabi Yunus AS di Mosul (al-Arabiya.net 24/7/2014).

Penghancuran makam tersebut tidak hanya melukai umat Islam melainkan juga jemaat Kristiani. Gagasan khilafah yang diusung ISIS juga tidak jelas arahnya mau ke mana dan seperti apa metode-metode untuk mempertahankannya. Ini berbeda dengan Khilafah yang diperjuangkan Hizbut Tahrir. Khilafah versi Hizbut Tahrir terdapat tahapan-tahapan untuk mencapainya, rancangan undang-undangnya, siapa yang pantas diangkat menjadi khalifah dan bagaimana kewenangan-kewenangan dari seorang khalifah.

Propaganda ISIS di Indonesia

Di Indonesia, propaganda ISIS menyebar melalui Youtube dan media sosial Facebook dan Twitter. Lantas menyebar di kota-kota seperti Jakarta, Solo, Malang dan Bima.

Seperti di kota Malang, deklarasi dukungan terhadap amir daulah khilafah ISIS awalnya diadakan di Masjid Ibnu Sina tapi kemudian berpindah pindah tempat hingga terlaksana di mushollah terpencil di Junrejo, Batu.

Acara deklarasi berpindah pindah lokasi karena mengundang resistensi dari masyarakat. Singkat cerita, sekitar 50 orang di baiat oleh pemimpin ansharul khilafah (Kompas 3/7/2014 pk 21.35 wib). Di acara baiat tersebut juga diedarkan stiker dan majalah al-Mustaqbal. Majalah ini berisi berita, gambar-gambar eksekusi anggota ISIS terhadap tentara Irak dan juga rencana pergerakan untuk menyerang negeri Islam yang tidak sepaham, di antaranya adalah Iran dan Arab Saudi. (Radar Malang, 3/8/2014). Tak hanya itu, pada sampul belakang majalah Al Mustaqbal ada rekening Bank BCA dan Bank Muamalat untuk donasi, atas nama Tuah Febriwansyah.

Melihat betapa cepatnya propaganda ISIS yang menarik minat orang awam, membuat saya bertanya-tanya mengapa video propaganda ISIS belum diblokir pemerintah kita? Kemudian yang aneh lagi menurut keterangan Mabes Polri, salah seorang yang didalam video ISIS itu ternyata “buronan” yang masuk DPO. Lantas mengapa yang bersangkutan bisa kabur keluar negeri seperti Nazaruddin kabur ke Kolombia?

Adakah kesengajaan pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian dunia Islam dari isu penjajahan Israel di Palestina? Yang mengherankan, kenapa Presiden SBY, Panglima TNI beserta jajaran pembantunya resah dengan propaganda ISIS, sedangkan gerakan separatis OPM di Papua terkesan dibiarkan. Kalangan lintas agama pun ikut-ikutan berkomentar. Dikatakan kelompok ISIS melenceng dari NKRI dan Pancasila (Tribunnews 4/8/2014). Lucunya Syiah yang nyata-nyata ajarannya membahayakan keutuhan NKRI justru dedengkotnya seperti Jalaluddin rakhmat dibiarkan berkoar-koar atas nama jargon “Pluralisme”.

Terakhir, sebelum menutup tulisan singkat ini, saya berharap kepada pemerintah supaya tidak mengait-ngaitkan kelompok ISIS dengan jaringan teroris anu jaringan teroris ini dan itu. Sudah cukup dengan proyek teroris-terorisannya. Proyek ini sudah satu dekade meresahkan umat Islam. Lebih baik Pemerintah harus fokus pada gerakan separatis di Papua, merajalelanya aliran sesat Syiah dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang. Wallahu’allam bishowwab. ***

"Penulis adalah Dosen STAI al-Yasini, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur"

Sumber: Suara Islam
Editor: Riki

 

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index