Geram, Bupati Puncak Siapkan Lapangan Perang TNI dan OPM

Geram, Bupati Puncak Siapkan Lapangan Perang TNI dan OPM
Organisasi Papua Merdeka (OPM)-kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Riauaktual.com - Perjuangan yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), rupanya banyak ditentang oleh warga Papua sendiri. Salah satunya Bupati Puncak Willem Wandik.

Willem Wandik menilai perjuangan TPNPB dan OPM melenceng dari apa yang mereka gaungkan.

Willem Wandik mempertanyakan perjuangan TPNPB atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berjuang untuk merdeka, tetapi warga bahkan keluarga sendiri ikut dibunuh.

Pertanyaan itu dilontarkan Willem Wandik pada kegiatan tatap muka Pemda Kabupaten Puncak dan TNI-Polri bersama masyarakat Kabupaten Puncak, terkait Situasi Kabupaten Puncak di Aula Negelar Pemda Puncak, Kampung Kimak, Distrik Ilaga, Kamis (22/4).

“Berjuang apa yang kayak begini, kalian berjuang apa sebenarnya. Ini membuat kita yang di Papua dan bahkan dunia juga ikut bingung dengan perjuangan yang sekarang dilakukan ini,” ucap Willem Wandik, dikutip pojoksatu.id.

Dalam pertemuan tersebut yang dibahas yakni terkait kejadian beberapa hari terakhir di Puncak. Mulai dari pembunuhan guru di Distrik Beoga, pembakaran gedung sekolah, penembakan tukang ojek di Kampung Eromaga dan pembunuhan anak sekolah bernama Ali Mom.

Willem mengatakan, seluruh Indonesia dan dunia sudah tahu bahwa daerah Puncak atau daerah pegunungan itu tidak aman, tempat sering terjadi pembunuhan.

Sebagaimana yang sering terjadi selain kejadian yang dilakukan oleh KKB, ada juga masalah politik yang menimbulkan keributan serta kekacauan di Kabupaten Puncak.

Selain itu, masalah adat yaitu istri pertama yang selingkuh dan pertikaian antara organisasi antara gereja yang salah paham.

“Perang suku juga termasuk salah satu faktor yang membuat orang-orang berkumpul dan berdatangan. Ini menimbulkan banyaknya kelompok–kelompok yang masuk dan terjadilah hal–hal yang mendatangkan KKB yang mengakibat kejadian sekarang terjadi,” ungkap Willem.

“Masalah yang sekarang terjadi ini, saya tidak mengerti. Karena kalau perang suku, kita tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang harus dilakukan. Tetapi kalau kejadian sekarang saya tidak mengerti keinginan atau maksudnya apa,” sambungnya.

Bupati Puncak menambahkan, kejadian yang biasa dilakukan oleh KKB hanya perampasan senjata dan penembakan anggota atau penyerangan Pos TNI-Polri.

Tetapi sekarang, penembakan terhadap guru, tukang ojek dan pembakaran sekolah. Bahkan pembunuhan masyarakat asli juga terjadi.

“Saya bingung sekali dengan kegiatan yang dilakukan sekarang oleh kelompok–kelompok ini,” sesalnya.

Bupati menyesalkan seringnya terjadi pembunuhan tukang ojek, warga non Papua, anggota TNI-Polri dan saat ini mereka membunuh masyarakat Papua sendiri.

“Kita cari tahu apa yang mereka inginkan sebenarnya. Kalau mau perang, kami siapkan lapangan perang. Biar kita masyarakat undur dan kalian berperang melawan TNI-Polri. Itu baru laki-laki. Jangan membuat masyarakat jadi takut atau jadi korban,” tegasnya.

Terkait pembunuhan masyarakat asli Papua, Bupati Willem Wandik mengutuk tindakan tersebut.

“Ini membuat saya takut. Karena ini sudah sangat-sangat tidak benar. Apabila ada orang di balik kejadian ini yang membuat atau memerintahkan untuk membunuh anak ini, saya kutuk dengan tanah ini. Saya kutuk kalian semua kelompok ini,” ucap Bupati Puncak.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index