Duh! Instagram Microsoft Terus Diserbu Netizen Indonesia

Duh! Instagram Microsoft Terus Diserbu Netizen Indonesia
Salah satu foto di Instagram Microsoft yang ditutup komentarnya. Foto: Microsoft

Riauaktual.com - Beberapa hari lalu, akun resmi Microsoft di Instagram melakukan sesuatu yang tidak biasa, yaitu menutup kolom komentar di sebagian foto terakhir yang mereka pajang. Kuat dugaan hal itu adalah untuk mengantisipasi serbuan para netizen Indonesia.

Kini, fitur komentar terpantau sudah dibuka dan kembali sudah ada beberapa netizen Indonesia menyerbu. Postingan terakhir akun Instagram Microsoft adalah tentang game pinball di mana kolom komentarnya aktif. Banyak postingan berbahasa Indonesia langsung muncul dan masih menyinggung soal riset Microsoft.

"Hasil surveinya bikin gregetan," tulis sebuah komentar. "Maksud microsoft apa bilang apa warganet indo kurang sopan?" sebut yang lain.

"Para saudaraku dari Indonesia, Janganlah kita hujat, lebih baik kita introspeksi diri saja agar dinilai baik," tulis komentar yang lain, agar netizen tak lagi mengincar akun Microsoft.

Rupanya sudah sejak beberapa hari silam netizen Indonesia menyerbu komentar Instagram Microsoft sebagai reaksi hasil penelitian yang menyebut warganet RI termasuk paling tidak sopan. Bahkan di Asia Tenggara menurut riset itu, netizen Indonesia menempati peringkat paling bontot soal kesopanan.

Netizen menilainya positif hingga negatif dan banyak berkomentar di Instagram Microsoft sehingga diputuskan kolom komentar dinonaktifkan saja.

"Enggak terima hasil survei Microsoft yang katakan netizen Indonesia paling tidak sopan di sosial media, akun IG microsoft pun diserang hingga fitur comment dinonaktifkan. Antara miris, namun lucu," cuitnya Jumat (26/2) seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Malah waktu itu, ada netizen menyatakan Indonesia memiliki pedoman Pancasila ke-3, yaitu Persatuan Indonesia sehingga sebagian warganet Indonesia bersatu membanjiri komentar di beberapa postingan Microsoft. Hingga kemudian fitur komentar sempat ditutup Microsoft, mungkin menunggu situasi aman terlebih dahulu.

"Microsoft engga tau kalau Indonesia punya sila ke 3 PERSATUAN INDONESIA. Soal serang menyerang pasti netizen +62 akan bersatu," ujar salah satu komentar dari netizen Indonesia sebelum Microsoft memutuskan menutup komentar Instagram.

Netizen lain sempat meminta maaf atas perilaku netizen Indonesia. "Kepada Microsoft, atas nama warga Indonesia, saya mohon maaf atas komentar kebencian di media sosial Anda," cuit @mellamoesella.

Seperti diberitakan sebelumnya, Microsoft mengeluarkan laporan tahunan terbaru yang antara lain mengukur tingkat kesopanan netizen atau pengguna internet dengan tajuk 2020 Digital Civility Index (DCI).

Secara global, Belanda menjadi negara dengan netizen paling sopan alias ranking pertama. Sementara di Asia Tenggara dan juga di Asia secara umum, Singapura berada di posisi teratas dan keempat secara global.

Survei diselenggarakan antara bulan April sampai Mei 2020, melibatkan 16 ribu responden yang terdiri dari kaum muda dan dewasa. Diberlakukan skor dari 0 sampai 100, di mana makin rendah skor berarti paparan risiko online makin rendah, sehingga tingkat kesopanan di internet negara itu disimpulkan makin tinggi.Singapura tercatat naik empat peringkat, menggantikan Malaysia yang sebelumnya ada di peringkat tersebut. Adapun Indonesia menempati ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft sehingga posisinya terbawah di Asia Tenggara, menurun 8 poin dengan skor 76.

Risiko netizen yang dimaksud termasuk paparan kabar hoax, ujaran kebencian, penipuan atau diskriminasi yang dialami di dunia maya. Kabar baiknya selama masa pandemi, 26% responden global menyatakan kesopanan online lebih baik karena netizen ingin membantu satu sama lain.

Adapun Indonesia, skor DCI untuk kaum remaja sebenarnya tidak berubah, tapi turun di kalangan dewasa. "Tidak ada perubahan skor DCI untuk kalangan muda tapi penurunan minus 16 poin di orang-orang dewasa di Indonesia," sebut Microsoft.

Risiko terbesar netizen Indonesia adalah hoax dan penipuan yang naik 13%, ujaran kebencian naik 5%, namun diskriminasi turun 2%. Empat dari 10 responden menilai kesopanan lebih baik selama pandemi. Namun hampir 5 dari 10 orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19% responden mengaku sebagai target.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index