Riauaktual.com - Gudang Beku Terintegrasi atau Integrated Cold Storage (ICS) di Kabupaten Kampar, Riau dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tahun 2018, untuk kebutuhan fillet ikan patin nasional dan international. Namun baru berjalan tiga bulan, operasional ICS berhenti akibat dampak pandemi Covid-19 tahun 2020.
Gudang beku yang memiliki kapasitas 100 ton, tahun 2020 sudah beroperasi sejak Januari hingga Maret, sebelum akhirnya berhenti total akibat pandemi Covid-19, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau, Herman Machmud, Sabtu (16/1/2021).
"Terhentinya operasional tahun lalu, karena tidak sesuai dengan harga pasaran untuk fillet ikan patin secara nasional dan international (ekspor). Juga akibat lockdown beberapa negara. InsyaAllah, tahun ini gudang beku akan beroperasi, informasi dari Pemerintah Kabupaten Kampar ke saya," kata Herman kepada Riauaktual.com.
Untuk mendongkrak industrialisasi ikan patin nasional, dikatakan Herman keberadaan gudang beku di Kampar memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Untuk satu hari biasanya panen ikan patin di Kampar bisa mencapai 20 ton dan bisa mencapai 50 ton per hari.
"Gudang beku ini sudah kita (Pemerintah Provinsi Riau, red) serahkan ke Pemerintah Kabupaten Kampar untuk dikelola mereka sendiri setelah diserahkan kementerian ke kita," ungkap Herman.
Selain Kampar, Ini Kabupaten di Riau yang Berpotensi Kembangkan Budidaya Ikan Patin
Provinsi Riau mendapat tawaran ekspor ikan patin ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Kesempatan untuk memajukan budidaya ikan patin di Bumi Lancang Kuning ini setelah ada pertemuan pengusaha dari Tiongkok dengan Gubernur Riau, Syamsuar.
Riau memiliki sentral patin terbesar di Kampar. Dalam sehari, petani budidaya ikan patin di Kampar dapat memanen ikan patin sebanyak 20 ton hingga 30 ton, bahkan bisa mencapai 50 ton per harinya. Selain memenuhi kebutuhan ikan segar di Pulau Sumatera, ikan patin dari Kampar saat ini diolah menjadi ikan salai.
"Kedepannya Pemerintah Provinsi Riau, mempunyai daerah penyangga untuk memenuhi kebutuhan ikan patin nasional dan international, seperti di Kabupaten Kuantan Singingi, Rokan Hulu dan Indragiri Hulu. Saat ini memang Kabupaten Kuansing fokus pada ikan nila. Tapi bisa disiasati," jelas Herman.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Riau mendapatkan tawaran ekspor ikan patin ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan jumlah 400 ton per hari. Ikan patin Indonesia, khususnya Riau lebih unggul dan bagus dibandingkan Vietnam dan Thailand. Sementara, Riau baru mampu memenuhi kebutuhan ikan patin sebanyak 30 ton per harinya.
Penulis: Friedrich Edward Lumy
