Tradisi Petang Megang Tahun Ini, Dispar Mulai Susun Acara

Tradisi Petang Megang Tahun Ini, Dispar Mulai Susun Acara
Kepala Dispar , Dastrayani Bibra

PEKANBARU (RA) - Tradisi Petang Megang sebagai tradisi masyarakat Kota Pekanbaru dalam menyambut Bulan Puasa untuk tahun ini sudah mulai dibahas oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Pekanbaru. Acara yang terhimpun pada tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Seperti acara ziarah, mandi di Sungai Siak, hingga perlombaan dan santunan kepada anak yatim.

"Ada sedikit perubahan dari tahun sebelumnya, seperti acara ziarah kubur di Makam Senapelan, tokoh agama, budaya, pendidikan, pemerintahan dan mantan Walikota Pekanbaru pertama, orang yang pernah berjasa, maka kita hargai jasanya. Kedua, kita ziarah makam pendiri kota, setelah itu baru kita lakukan acara di pinggiran sungai siak, dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.30," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru, Dastrayani Bibra ketika ditemui di Kantor Walikota Pekanbaru, Rabu (11/7).

Selain itu, untuk memeriahkan tradisi yang telah membumi di Pekanbaru sejak dulu kala, Dispar juga mengadakan perlombaan menangkap itik dan santunan kepada anak yatim. Selain itu, tradisi tersebut akan melibatkan seluruh masyarakat Kota Pekanbaru, sehingga seluruh masyarakat diminta ikut meramaikan acara petang megang itu.

"Memang untuk sekarang ini belum bisa kita tetapkan kapan waktunya, yang pasti acara petang megang ini dilaksanakan sehari sebelum masuknya bulan puasa. Kepada masyarakat mari sama-sama kita ramaikan acara petang megang ini. Karena ada juga acara lomba menangkap itik yang akan dilepaskan di dalam Sungai Siak sebanyak 500 ekor," himbau Bibra.

Diterangkannya lagi, acara petang megang tersebut diharapkan dibuka langsung oleh Walikota Pekanbaru, H Firdaus MT. Sementara untuk anggaran pelaksanaan acara tersebut, menghabiskan lebih kurang Rp300 Juta. Dilaksanakannya peringatan petang megang tersebut, sebagai bentuk menjaga budaya yang telah ada sejak lama.

"Kita rencanakan setiap tahun dilaksanakan, karena ini tradisi dan event tahunan masyarakat melayu jangan sampai hilang, kalau ini dihilangkan, maka sama saja kita menghilangkan akar budaya masyarakat, ini berdampak kepada tidak siapnya mentalitas masyarakat menghadapi arus globalisasi. Dalam tradisi itu ada kandungan dan maksud serta tujuan," pungkasnya. (RA1)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index