Reaksi Pelaku Pembunuhan Bocah 6 Tahun Saat Polisi dan Warga Cari Korban di Rumahnya

Reaksi Pelaku Pembunuhan Bocah 6 Tahun Saat Polisi dan Warga Cari Korban di Rumahnya

Riauaktual.com - Publik kini tengah digegerkan dengan kabar seorang siswi SMP berinisial NF (15) melakukan aksi keji pembunuhan terhadap seorang bocah berusia 6 tahun yang berinisial APA. Terkait pembunuhan itu, NF pun kini telah ditetapkan menjadi tersangka.

Sementara itu, setelah kasus ini terungkap, pihak kepolisian hingga warga yang sempat ikut mencari korban di rumah pelaku pun membeberkan beberapa hal mengejutkan tentang NF.

Tetangga pelaku dan korban bernama Dede mengungkapkan reaksi yang ditunjukkan NF ketika pihak kepolisian dan warga mencari keberadaan APA di rumahnya. Saat pihak kepolisian dan warga mencari korban, NF sempat mengatakan bahwa APA hilang, sebelum jenazahnya ditemukan di lemari kamar pelaku. Warga bersama Kapolsek Sawah Besar sempat mencari APA ke rumah pelaku, meski saat itu mereka belum curiga, pembunuhnya adalah NF. 

"Beberapa warga termasuk Pak Kapolsek Sawah Besar yang kebetulan warga sana itu ikut mencari. Kita mencari termasuk sampai ke dalam rumah si pelaku. Tapi kita enggak berpikir arahnya lebih ke seperti ini," ujar Dede

Saat masuk ke rumah pelaku, Dede mengaku jjika ia dan warga sempat bertemu dengan NF. Saat itu, menurut Dede, NF menunjukkan ekspresi yang biasa. NF pun tak terlihat menunjukkan rasa takut dan wajah yang bingung, 

"Ekspresinya biasa aja, biasa kayak orang biasa, enggak kayak layaknya orang punya salah yang takut," ungkap Dede.

Lebih lanjut, Dede mengatakan bahwa NF sempat ditanya mengenai keberadaan sang ayah. 

"Dia biasa aja, bahkan dia sempat ditanya. Yang ditanyakan itu 'Bapak ke mana?'" jelasnya.

Dan Dede pun menyebut bahwa satu minggu sebelumnya, ayah NF sudah berangkat ke Semarang, Jawa Tengah untuk bekerja sebagai kuli bangunan. 

"Kebetulan bapaknya satu minggu sebelum ditemukan sudah berangkat ke Semarang karena suatu pekerjaan. Bapaknya di kuli bangunan," ujar Dede.

Sementara itu, tetangga NF, Yanti mengungkap bahwa remaja tersebut adalah sosok yang tertutup. Menurut Yanti, NF sering mengurung diri di kamar sejak duduk di bangku SMP, yang ternyata berbeda saat pelaku masih SD.

Yanti mengungkakan bahwa NF dulu sering mengajak anak-anak di lingkungan rumahnya untuk bermain. Namun, kebiasaan dari NF itu berubah setelah ia masuk SMP.

“Dia tidak main. Dulu lagi SD pernah main, mengajak anak-anak ke atas (lantai 2 rumahnya),” ujar Yanti.

Yanti pun mengungkap bahwa NF lebih sering mengurung diri. Bukan hanya itu, Yanti pun mengungkapkan bahwa NF memiliki keseharian seperti selayaknya anak sekolah pada umumnya. Namun, ketika pulang sekolah, NF langsung masuk kamarnya yang berada di lantai dua.

“Kalau pagi berangkat sekolah. Pulang sekolah, di atas. Paling turun untuk makan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yanti menambahkan, NF memang dikenal sebagai sosok yang pendiam. Yanti pun mengungkapkan bahwa NF tak pernah berbicara pada orang yang lebih tua. 

“Anak itu pendiam. Dia tidak pernah ngomong sama orang (lebih) tua. Tidak pernah tanya, tidak pernah,” ungkap Yanti. 

Sementara itu, Yanti mengungkapkan bahwa orangtua pelaku ternyata sudah lama berpisah. 

Di sisi lain, Kartono (40) ayah bocayah bocah 6 tahun yang menjadi korban pembunuhan NF sangat tak menyangka anaknya dibunuh oleh tetangga yang sering main dengan anaknya sendiri. Bukan hanya itu, Kartono menyebut bahwa hubungan mereka sudah selayaknya saudara. Bahkan, Kartono menyebut jika ibu pelaku sudah menganggap korban seperti anaknya sendiri.

"Kita enggak pernah terlintas pikiran jelek. Memang benar-bener seperti saudara, karena ibu pelaku baik sama anak saya, seperti anak sendiri," ujar Kartono.

Hal itulah yang kemudian membuat Kartono sangat tak menyangka bahwa NF tega menghabisi nyawa anaknya. Kartono menyebut bahwa dirinya sudah sempat bertemu dengan ibu pelaku. Ibu pelaku bahkan meminta maaf atas kejadian yang menimpa APA yang dilakukan oleh NF.

"Kalau bapak kandungnya saya belum ketemu, ibu kandungnya saya bertemu di Polres. Yang diungkapkan ibu pelaku itu ya minta maaf," katanya.

Lebih lanjut, Kartono mengaku bahwa dirinya sudah memaafkan NF. Namun, sebagai orang tua korban, meski ibu pelaku sudah meminta maaf, ia tetap berharap bahwa proses hukum akan terus berjalan.

"Untuk permintaan maaf, kita maafin dari ibu pelaku itu. Tapi kalau masalah pelaku, saya minta tetap ada hukumannya, diproses," ujar Kartono.

Sebelumnya, Kartono juga mengaku, dirinya dan sang istri tak menaruh rasa curiga pada NF. Pasalnya, selama ini diketahui jika adik NF adalah teman sebaya APA. Selain itu mereka juga kerap bermain bersama. Kartono pun mengatakan, jika istrinya sering meninggalkan korban bermain dengan NF dan adiknya, saat ibu APA bekerja di rumah pelaku.

"Kalau akrab kan dia (APA) main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada, dia enggak ajak main juga gitu, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, udah main biasa lama juga," jelas Kartono.

Lebih lanjut, Kartono menyebut bahwa ia tak menyangka anaknya akan meninggal dengan cara demikian. Apalagi antara dirinya dan keluarga pelaku sudah lama bertentangga.

"Saya enggak sangka, anak saya di situ sudah lama bertetangga. Sudah lama. Biasa (APA) main dengan adiknya umur 4 tahun," imbuh Kartono.

 

 

 

Sumber: planet.merdeka.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index