Apa Benar Pemerintah China Tutupi Angka Sebenarnya Korban Virus Corona?

Apa Benar Pemerintah China Tutupi Angka Sebenarnya Korban Virus Corona?
Wabah virus mirip SARS hantui China. ©NICOLAS ASFOURI/AFP

Riauaktual.com - Sejak merebaknya wabah virus corona yang secara resmi diumumkan oleh China pada 31 Desember 2019, gambaran utuh tentang kasus ini masih belum sepenuhnya jelas bagi warga dunia. Butuh waktu selama tujuh hari untuk melaporkan korban meninggal pertama, yakni pada 7 Januari dan kemudian angka korban meninggal tiba-tiba begitu cepat bertambah dalam empat hari kemudian.

Menurut informasi terakhir kemarin, sejauh ini sudah 80 orang meninggal di China akibat virus corona dan sebanyak lebih dari 2.000 lainnya terinfeksi virus yang berasal dari hewan itu. Saat ini juga ada lebih dari 20 kota di China yang dikarantina.

Angka sebenarnya mencapai 100.000?

Dilansir dari laman International Business Times, Senin (27/10), berdasarkan kondisi saat ini, sejumlah ahli memperkirakan angka korban terinfeksi corona bisa mencapai 100.000 orang sementara angka resmi dari pemerintah China masih di bawah 3.000 orang, sebagian besar adalah korban di Wuhan, pusat awal mual virus ini merebak.

Pengakuan Perawat di Wuhan

Seorang perawat di Kota Wuhan, tempat asal mula menyebarnya virus corona, mengatakan kepada kantor berita CNN, sedikitnya ada belasan petugas medis yang terpapar virus corona.

"Sebagian dari mereka dirawat. Yang gejalanya ringan sudah dipulangkan dengan obat-obatan," kata seorang perawat yang tidak ingin diketahui namanya kepada CNN kemarin.

Si perawat itu menuturkan dia juga terpapar virus corona tapi gejalanya ringan. Dia dibolehkan pulang dan diperintahkan untuk mengisolasi diri sambil menjalani perawatan di rumah. Si perawat mengaku dia sangat gembira karena dibolehkan keluar rumah sakit karena di dalam rumah sakit virus itu sudah menyebar.

"Konsentrasi virus itu di rumah sakit sudah luar biasa," kata si perawat melalui pesan singkat WeChat.

Pada 2003 China dituding mencoba menutup-nutupi merebaknya wabah virus SARS yang menewaskan sedikitnya 774 orang dan menyebar ke 17 negara.

Penasihat kabinet China Liu Heng saat itu mengakui butuh waktu lima bulan bagi pemerintahnya untuk mengumumkan wabah SARS ke publik. Namun belum lama ini dia mengatakan situasi sekarang sudah berbeda.

"Saat ini keadaan lebih baik. Kami sangat mencermati wabah ini untuk mencegahnya merebak lebih luas."

Meski begitu, sejumlah laporan mengatakan pemerintah Kota Wuhan menghalangi media lokal melaporkan angka korban sebenarnya dan rumah sakit juga dilarang mengeluarkan rilis sendiri. Satu-satunya sumber informasi adalah hanya dari pemerintah tanpa ada otoritas independen yang bisa diandalkan.

Pengakuan Wali Kota Wuhan

Wali Kota Wuhan mengakui pemerintah tidak mengungkap informasi soal virus corona dalam waktu yang tepat.

Wali Kota Zhou Xianwang mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah, CCTV, kemarin, "Kami tidak secara efektif menggunakan informasi itu" dalam merespons wabah virus corona.

Dia menjelaskan, menurut aturan hukum di China tentang penyebaran penyakit menular, pemerintah lokal pertama harus melapor kepada departemen kesehatan nasional kemudian mendapat persetujuan dari Dewan Negara sebelum mereka boleh mengumumkan ke publik.

"Saya harap semua pihak mau memahami bahwa penyakit menular ini punya jalur khusus untuk bisa diungkap ke publik sesuai aturan hukum," kata dia.

Zhou juga menuturkan dia bertanggung jawab atas dampak keputusan untuk menutup Kota Wuhan.

Pada 2008 pemerintah China juga menutup-nutupi peristiwa ketika 300 ribu bayi teracuni karena meminum susu formula yang tercemar. Pada saat itu China menghindari kecaman global karena bertepatan dengan penyelenggaraan Olimpiade Beijing. 

 

 

Sumber: merdeka.com

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index