Objek Wisata Budaya di Kampar, Pernah Ditinggalkan Warga Karena Isu Ini

Objek Wisata Budaya di Kampar, Pernah Ditinggalkan Warga Karena Isu Ini
Foto : ist

Riauaktual.com - Satu lagi objek wisata yang tidak kala seru bagi keluarga dan para jomblo, di Provinsi Riau. Tepatnya di Kabupaten Kampar. Tempat wisata ini masih sepi dari wisatawan. Terbukti saat saya 'tidak sengaja' menginjakkan kaki di objek wisata budaya ini.

Namanya Desa Wisata Pulau Belimbing. Saya baru pertama menginjakkan kaki di objek wisata ini. Namun saya langsung penasaran dengan desa yang satu ini. Selain karena melihat jejeran rumah tempo dulu, view alam yang ada di desa ini cukup indah. Karena memang desa ini terletak di pinggir sungai Kampar.

Menurut cerita yang saya dapat, dulu desa ini pernah ditinggal pergi oleh warga. Penyebabnya tidak lain karena isu akan pecahnya bendungan PLTA Koto Panjang yang ada di hulu desa ini. Terbukti, bangunan rumah tua sebagian sudah tidak utuh lagi. Ada pun yang masih utuh tapi tidak berpenghuni.

Namun, sekarang desa ini sudah cukup ramai. Bangunan rumah pun sebagian besar sudah permanen. Karena penasaran itu, saya pun mencoba mencari tulisan di internet tentang desa ini.

Desa ini, terletak di Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jaraknya sekitar 2 Km dari Jalan Raya yang menghubungkan Bangkinang (ibukota Kampar) dengan Padang (Sumatra Barat). Pulau Belimbing oleh pemerintah setempat telah ditetapkan sebagai salah satu desa wisata unggulan Kampar.

Jika ke desa tersebut, anda bisa melihat dari dekat rumah khas Melayu yang telah berusia puluhan tahun. Hampir seluruhnya berbentuk panggung dan terbuat dari kayu, sebagian rumah masih ditempati pemiliknya, namun tidak sedikit yang telah ditinggal pemiliknya.

Desa ini dulunya dihuni oleh mereka komunitas warga dari golongan mampu. Tak heran kalau rumah-rumah panggung yang mereka bangun terlihat besar dan megah. Kemudian, kita juga bisa melihat Rumah Lontiok, Rumah Adat Limo Koto Kampar yang dibangun sekitar tahun 1900.

Rumah milik almarhum haji Hamid ini difungsikan sekaligus sebagai museum, bernama Museum Kandil Kemilau Emas. Di museum tersebut tersimpan benda-benda bersejarah seperti tembikar, alat pelaminan, alat pesta serta alat kesenian.

Berdasarkan sumber yang saya baca, di dalamnya juga terdapat dayung perahu dagang terbuat dari kayu, dari abad ke-18 serta sebuah kompas unik, terbuat dari bambu. Konon kompas ini dibuat para pelaut Cina. Total, ada 250 macam koleksi benda cagar budaya di sana.

Puas menapaktilas bangunan tua dan museum, anda dapat beringsut menuju ke tepian sungai yang berpanorama asri dan teduh. Di sepanjang tepian itu, terdapat beberapa bangunan menyerupai gazebo terbuat dari semen. Cukup nyaman berada di sana, kita bisa menebar pandangan ke segala penjuru, menyaksikan penduduk setempat yang tengah mencari ikan atau sekelompok kerbau yang tengah merumput.

Nah, khusus anda yang hobi memancing, kalau ke sini, jangan lupa bawa peralatan mancing berikut umpan. Sejumlah titik, menurut warga sekitar adalah fishing spots yang menantang. Sungai kampar adalah surga bagi bertumbuhnya beraneka rupa ikan tawar mulai dari baung, kopiek, nila hingga lelian.

Sebenarnya, kalau datang ke desa ini pada bulan-bulan tertentu, anda bakal dapat bonus lebih, yakni menyaksikan 'pacu tongkang' serta 'bakela", acara makan bersama seluruh warga menyambut bulan suci ramadhan. Hmm, atmosfir kampung ini pada momen-momen itu tentu jadi lebih hidup dan semarak. Nah, tunggu apa lagi? kunjungi desa ini agar tak penasaran.

Desa wisata Pulau Belimbing dapat ditempuh sekitar 20 menit dari kota Bangkinang. Sedangkan dari Pekanbaru ibukota Provinsi Riau ke Bangkinang hanya 1 jam saja. Nah, dari Bamgkinang, untuk mencapai objek wisata itu anda bisa naik angkot.

Tarifnya sekitar Rp3.000,-. dengan becak motor juga direkomendasikan, tapi sebelum bertolak, negosiasikan dulu harganya dengan si pengemudi. Selamat berlibur, semoga hari anda menyenangkan.

 

Penulis: Das

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index