Erdogan: Serangan Ekonomi Berarti Menyerang Bendera Turki

Erdogan: Serangan Ekonomi Berarti Menyerang Bendera Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS

Riauaktual.com - Presiden Recep Tayyip Erdogan menganggap serangan terhadap ekonomi negaranya sana dengan serangan terhadap bendera Turki. Pernyataan Erdogan ini mengacu pada krisis mata uang lira baru-baru ini yang dipicu oleh sanksi dari Amerika Serikat (AS).

Komentar Erdogan disampaikan dalam pesan video, Senin (20/8/2018) kemarin, menjelang perayaan Idul Adha.

"Serangan terhadap ekonomi kami sama sekali tidak berbeda sedangan serangan pada seruan kami untuk berdoa dan bendera kami," katanya.

"Tujuannya sama. Tujuannya adalah untuk membawa Turki dan orang-orang Turki bertekuk lutut pada mereka, untuk mengambil (Turki) sebagai tahanan," ujarnya, seperti dikutip Reuters.

"Mereka yang berpikir mereka dapat membuat Turki menyerah dengan nilai tukar akan segera melihat bahwa mereka keliru," lanjut Erdogan mengacu pada nilai mata uang lira.

Erdogan tidak menyebutkan secara langsung negara atau institusi mana pun dalam komentarnya. Namun, komentar dibuat di tengah memanasnya hubungan antara Ankara dan Washington.

Hari ini, Kedutaan Besar AS di Ankara ditembaki pria bersenjata dari sebuah mobil. Tak ada korban dalam serangan tersebut.

Nilai mata uang lira telah jatuh sekitar 40 persen baru-baru. Krisis ini dipicu oleh kebijakan moneter pemerintah Erdogan dan perseteruan diplomatik yang memburuk dengan Amerika Serikat.

Perseteruan dua negara sekutu di keanggotaan NATO ini dipicu oleh penahanan pastor Amerika, Andrew Brunson di Turki. Dia dituduh mendukung upaya kudeta militer tahun 2016 dan menghadapi hukuman 35 tahun penjara.

Washington telah menjatuhkan sanksi pada dua menteri Turki. Selain itu, pemerintah Presiden Donald Trump telah menggandakan tarif para produk impor alumunium dan baja dari Turki.

Washington telah mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih banyak jika Brunson tak segera dibebaskan. Namun, Ankara mengaku siap membalasnya.

Erdogan percaya bahwa Turki memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi krisis.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index