Parah.. Istri Lihat Tete Jago Setubuhi Hasni 15 Tahun, Ada Jin dan Ular

Parah.. Istri Lihat Tete Jago Setubuhi Hasni 15 Tahun, Ada Jin dan Ular
Hasni saat dievakuasi dari celah-celah batu besar

Riauaktual.com - Tete Jago sudah ditetapkan sebagai tersangka lantaran menculik Hasni (28), warga Desa Bajugan, Kecamatan Galang, Tolitoli, Sulawesi Tengah. Tete Jago menyembunyikan Hasni selama 15 tahun.

Kakek 83 tahun akrap dipanggil Jago karena dianggap sakti mandraguna. Gubuk reotnya jadi saksi bisu, petualangan Tete Jago. Bermacam aroma sisa ritual masih menyengat di gubuk yang telah dipasangi garis polisi.

Rumah anak Tete Jago, Udin (40) dikawal polisi dan tentara sejak sang kakek diamankan dari amukan warga desa yang terlanjur kesal saat itu. Udin adalah suami dari Devi (40), kakak kandung Hasni.

Mendapat izin menerobos garis polisi, wartawan Radar Sulteng (Jawa Pos Group/pojoksatu) mengamati langsung isi gubuk yang serba berantakan. Dari depan pintu masuk hingga menuju satu kamar khusus bersekat kain, tampak kumuh.

Kata warga, ruang inilah tempat Tete Jago main “kuda-kudaan” melampiaskan nafsu birahinya. Ia menggenjot Hasni hampir setiap malam. Padahal, di kamar lain ada istrinya, Ratni (60).

Ratni, istri Tete Jago mengaku mengetahui dan melihat langsung ritual Tete Jago meniduri Hasni. Namun Ratni tak pernah protes lantaran takut kepada sang suami.

“Jadi saat ditanya penyidik, istrinya mengatakan mengetahui dan menyaksikan langsung. Namun istrinya hanya terdiam dan tak berkata apa apa. Yang diketahui istrinya, apa yang dilakukan oleh suaminya itu merupakan ritual perdukunan, untuk menambah ilmu biar tambah sakti,” ucap Kapolres Tolitoli Muhammad Iqbal Al Qudusy.

Ahmad Sugeng, saksi yang membantu mengungkap kasus penyekapan Hasni mengatakan, di dalam gubuk Tete Jago terdapat satu kamar khusus.

Setiap hari menjelang petang, ketika sudah tidak ada lagi warga yang lewat, Tete Jago menjemput Hasni dari dalam gua batu dan pulang ke gubuk.

“Saat pertama kali ditemukan, kan Hasni ini dalam keadaan tanpa busana. Malam hari dibawa ke gubuk, subuh sebelum terdengar azan dikembalikan ke gua, begitu terus hingga 15 tahun lamanya. Apa tidak linglung kalau begitu. (Tempatnya) sempit, hanya cukup untuk berdiri dan duduk saja,” kata Sugeng bernada kesal.

Di sekeliling kamar khusus ini, banyak benda-benda berceceran, seperti celana panjang dan pendek, celana dalam wanita dan pria yang kumal, serta obat-obatan hingga botol minyak berwarna hitam yang diduga obat kuat.

“Gubuk ini masih dalam penyidikan, dan demi kepentingan penyidikan makanya dipasangi garis polisi, supaya tidak ada warga yang masuk dan mengganggu upaya penyidikan,” tegas Kapolsek Galang, Iptu Edwin Jacobus saat berjaga-jaga.

Sugeng mengakui, kakek Jago sangat ahli menyembunyikan jejak korban. Bahkan, warga yang biasa melewati gua batu tersebut tidak pernah mendengar suara, keluhan, tangisan apalagi rintihan.

“Terpintas dalam pikiran bahwa gua itu bisa dimasukin binatang pun tidak. Biasa aja mas. Eh ternyata, ada Hasni di situ. Tapi, biasanya warga ditakuti-takuti, kalau di situ ada penjaganya, jin berbentuk ular besar. Nah itu yang membuat warga tak mau singgah di batu itu,” aku Sugeng.

Sugeng menambahkan, sebelum ditangkap, kakek Jago mengaku Hasni juga disukai seorang manusia dengan gelar Wali ke-7. Perawakannya tampan, bersih dan berilmu.

“Benar atau tidak, itu yang pernah dia sebutkan,” timpal Sugeng yang mengaku sering berdialog dengan Tete Jago sebelum berangkat ke kebun.

Selain Sugeng, Ija, tetangga Tete Jago, juga mengaku sering dibuat penasaran. Selain suara lolongan anjing, terkadang terdengar suara orang bertubuh besar berjalan melintas di samping rumahnya menuju gubuk si kakek. Derap kaki bergerak dari pantai menuju bukit.

Ia menduga, Tete Jago melakukan ritual kesyirikan dengan memanggil jin sebelum melakukan persetubuhan. Bisa jadi, dengan begitu ia akan lebih perkasa atau ilmu bertambah usai melampiaskan nafsu.

Sebelumnya, Kapolres Tolitoli Muhammad Iqbal Al Qudusy menjelaskan, berdasarkan pengakuan tersangka, Hasni pernah menggugurkan kandungannya dengan meminum daun mayana.

“Katanya daun mayana itu dihaluskan atau diremas hingga mengeluarkan air, dan airnya diminum. Dua tiga hari ada reaksi dengan keluarnya janin bayi tersebut, kemudian bayi itu dibuang di sungai dan tidak dikubur. Dan menurut pengakuannya itu baru satu kali terjadi,” ucap Iqbal.

Polisi masih terus melakukan pengembangan dengan mencari bukti dan saksi lain. Hingga kini, keterangan kakek Jago sering berubah-ubah dan tidak nyambung ketika berbicara.

“Ditanya hari ini, besoknya ketika ditanya kembali dengan pertanyaan yang sama, jawabannya selalu berubah,” pungkas Iqbal.

 


Sumber : pojoksatu.id

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index