Ada Operasi Bibir Sumbing Gratis di RSUD Arifin Achmad

Ada Operasi Bibir Sumbing Gratis di RSUD Arifin Achmad
ilustrasi. int

RIAU (RA) - Pemerintah Provinsi Riau dan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Rau bekerjasa dengan PT Scan Pasifik Tbk dan Yayasan Hayandra Peduli Jakarta mengadakan kegiatan Operasi Sumbing Bibir dan Langit-langit di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, mulai dari 19-23 Februari 2013. 

Operasi bibir sumbing dan langit-langit ini diikuti sebanyak 61 orang, tetapi hanya 58 orang yang bisa dioperasi. Yang tidak bisa mengikuti bakti sosial ini dikarenakan mereka bukan cacat dari lahir, kecelakaan dan ada yang perlu dilakukan persiapan yang lebih matang lagi.

“Kegiatan dimulai kemarin (21/02/2013) dan 44 orang pasien dan mudah-mudahan hari ini terselesaikan. Acara ini dilakukan se Provinsi Riau. Paling banyak dari Rokan Hilir yang diketahui ada 35 yang datang 20 orang dan dari 20 orang ini ada beberapa orang yang kondisinya masih belum memungkinkan untuk segera dioperasi,” kata Septina Primawati Rusli selaku Ketua PKK Provinsi Riau kepada wartawan, Jum’at (22/03/2013).

Sebagai ketua Penggerak PKK Pemprov Riau, Septina mengaku sangat berterimakasih kepada Yayasan Hayandra Peduli Jakarta, pihak Rumah Sakit dan tim dokter dariPekanbaru dan Septina berharap mudah-mudahan kegiatan ini dengan lancar dan tidak ada suatu hal yang tidak diinginkan. Pada dasarnya operasi bibir sumbing dan langit-langit ini di Indonesia sangat banyak penderitanya, diperkirakan hampir 2 persen dari seluruh kelahiran hidup di Indonesia, anak-anak tersebut lahir dengan bibir sumbing, langit-langit bahkan keduanya. Rata-rata yang terkena adalahkeluarga yang kurang mampu atau tidak mampu.

“Kami kekurangan tenaga medis yang mampu untuk melaksanakan operasi secara baik bukan masalah uang, tapi kemampuan tenaga medis juga membutuhkan kemampuan khusus, jadi yang mampu menangani kasus ini adalah bedah plastik, bedah mulut, dokter bedah umum dan dokter THT," ungkap dr Karina F Mukni selaku dokter spesialis bedah plastik Jakarta.

Jumlah dokter yang disebutkan oleh Karina saat ini di seluruh Indonesia masih kurang dan tidak merata di seluruh Indonesia. "Jadi, karena itulah kenapa kami merasa bisa membentuk Yayasan ini dan pergi untuk menjangkau pasien, jadi bukan pasien yang mencari melainkan kami yang, mencari pasien," ujarnya.

Ridwan orangtua dari Tina Andriana (2) dari Kampar Timur, mengatakan. “Kalau bisa setiap tahun kegiatan ini diadakan dengan adanya kegiatan ini kami keluarga yang kurang mampu bisa terbantu dan merasakan adanya perhatian dari Pemprov Riau," paparnya.

Laporan: Muhammad Iqbal
Editor: Riki
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index