ACEH (RA) - Ratusan warga dari Desa Buloh Kecamatan Tringgadeng Kabupaten Pidie Jaya mendatangai Dishutbun (Dinas Kehutanan dan Perkebunan) Kabupaten Pidie Jaya terkait pernyataan Kepala Dinas Bukhari Adam yang mengatakan 'Masyarakat Desa Buloh Kurang Ajar'.
Pernyataan ini berkaitan juga dengan lahan masyarakat Desa Buloh di Panten Geugasi sudah dijadikan hutan lindung oleh sekelompok orang, dan lahan masyarakat dengan luas 500 Ha telah dipagari untuk dijadikan lahan ternak. Masyarakat merasakan kejanggalan karena tak wajar lahan seluas itu dijadikan untuk ternak.
Seorang warga, Zakaria yang sangat geram tampak wajahnya seakan membakar se isi warung kopi, tidak seperti biasanya. Zakaria yang selalu duduk santai dan tersenyum riang tapi Senin itu tepatnya tanggal 10 September 2012 siang itu yang cerah dengan nuansa yang sejuk, malah wajah Zakaria memerah dan marah.
Marah bukan tanpa alasan, melainkan karena baru saja menerima telpon dari Bukhari Adam, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang menyatakan masyarakat Desa Buloh 'Kurang AjarSemua', serta pernyataan Imum Mukim Beuracan Tgk Yunus Kabupaten Pidie Jaya dua pekan yang lalu yang mengatakan masyarakat Desa Buloh sudah merambah hutan lindung yang dimuat di Harian Serambi Indonesia pada Senin tanggal 17 September halaman 15.
Zakaria adalah salah seorang Panglima Uteun yang ada di Kecamatan Tringgadeng Kabupaten Pidie Jaya. Ayah lima anak ini sangat menyesal dengan pernyataan tersebut. ”Saya sangat menyesal dengan pernyataan tersebut karena saya sangat tahu letak hutan Panton Geugasi,” ungkap Zakaria ketika berbincang dengan RiauAktual.com beberapa waktu lalu.
Zakaria Juga menambahkan di wilayah Tringgadeng tidak pernah ada hutan lindung mulai tahun 1970 sampai sekang, perbatasan hutan lindung menurut Zakaria adalah Gunong Ayon (nama gunung, red), "Lihat saja peta Pidie Jaya, batas hutan lindung memang sudah ada sejak belasan tahun yang silam. Tapi kenapa sekarang hutan lindung bisa berpindah-pindah, ini merupakan salah satu foto batas hutan lindung yang diambil oleh wartawan dua pekan lalu di Panten Geugasi," tuturnya.
Zakaria juga menambahkan, dia sudah melapor ke Bupati Gade Salam yang didamping Camat Tringgadeng Ishak, Imum Mukim Pangwa Muktaruddin, serta Keucik Desa Buloh A Yani jugatokoh masyarakat Kecamatan Tringgadeng Kabupaten Pidie Jaya (Aceh).
Begitu pula yang dikatakan Nasruddin atau yang sering disapa Tgk Bagok Tokoh Masyarakat Tringgadeng, ia menjumpai Zakaria agar Zakaria meminta sedikit lahan untuk menyemai benih jabon, sentang dan mahoni, tapi setengah perjalan ketika masyarakat kembali ke kebun, ia terkejut, karena kebun mereka sudah dipagari oleh kelompok ternak, "Malah sekarang sudah dikatakan Hutan Lindung, selanjutnya untuk reboisasi, dalih punya dalih ada apa sebetulnya?" tanya Nasruddin.
Kelompok ternak kerbau sudah dua kali melakukan kenduri potong kambing yang ikut kebayakan orang Dinas Kehutanan sendiri, namun terasa sangat aneh dengan Dinas Kehutanan di Pijay, kenapa masyarakat yang sudah puluhan tahun menggarap lahan dilarang, sedangkan kelompok ternak terkesan dibiarkan. "Dinas menyalahkan sebelah pihak, kalau memang dinas tahu hutan lindung, kenapa tidak dipanggil kedua belah pihak untuk penyelesaian, kenapa hutan lindung sudah dipagari untuk dijadikan lahan ternak seluas 500 Ha oleh kelompok ternak yang manyoritas masyarakat Beuracan Kecamatan Merdu yang diketuai oleh salah seorang PNS Iswadi yang bekerja di Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Pidie Jaya yang berjanji kepada masyarakat akan memberi satu orang satu kerbau kepada masyarakat, padahal lahan di kawasan Merdu masih luas kenapa wilayah Tringgadeng yang dijadikan lahan ternak," kata Nasruddin.
Ketika dikonfirmasi kepada Iswadi, ia mengatakan baru rencana untuk menjadikan lahan ternak, ia mengaku sangat meyayangkan tindakan masyarakat merambah hutan lindung. Disinggung batas hutan lindung dan fakta dia mengatakan Panten Geugasi memang hutan lindung, masalah batas dia tidak tahu. Padahal dua pekan lalu dia mengatakan kepada wartawan melalui telepon seluler menambahkan akan mempidanakan masyarakat yang merambah kawasan tersebut. (RA13)
- Nasional
- Kampar
Warga Kutuk Pernyataan Dishutbun Pidie Jaya : Masyarakat Desa Buloh Kurang Ajar
Redaksi
Kamis, 15 November 2012 - 10:00:00 WIB

Masyarakat memperlihatkan tapal batas.RA13
Tulis Komentar
indexBerita Lainnya
index Nasional
Firman Subagyo : Melihat Tembakau Jangan dari Sisi Negatif
Jumat, 26 Mei 2023 - 08:33:47 Wib Nasional
Data Digunakan Orang Lain, Warga Pekanbaru Tidak Bisa Isi BBM Melalui Aplikasi My Pertamina
Jumat, 26 Mei 2023 - 06:12:09 Wib Nasional