Kepulauan Solomon diguncang gempa 7,8 SR, warga khawatir tsunami

Kepulauan Solomon diguncang gempa 7,8 SR, warga khawatir tsunami
ilustrasi

NASIONAL (RA) - Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter (SR) mengguncang Kepulauan Solomon, Jumat (9/12) dini hari. Peringatan tsunami di berbagai wilayah Pasifik Selatan dikeluarkan.

Direktur Kantor Manajemen Bencana Solomon Islands National Loti Yates menerima laporan, beberapa bangunan runtuh di Malaita, pulau yang berada tak jauh dari pusat gempa.

"Kebanyakan rumah yang dibangun oleh bahan-bahan tradisional, sehingga beberapa rumah dilaporkan mengalami kerusakan di Malaita Selatan," kata Yates seperti dilansir Reuters, Jumat (9/12).

Dia menuturkan, warga telah dievakuasi ke tempat lebih tinggi. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa yang meninggal. Helikopter telah dikirim untuk melihat kerusakan di Malaita, yang merupakan rumah bagi sekitar seperempat penduduk Kepulauan Solomon yang totalnya mencapai 600.000 jiwa.

Badan peneliti alam Amerika Serikat, U.S. Geological Survey (USGS) mencatat, gempa terjadi pada pukul 04.38 waktu setempat dengan kedalaman 40 kilometer.

"Gelombang tsunami berbahaya dari gempa mungkin muncul dalam tiga jam mendatang di sepanjang Kepulauan Solomon, Vanuatu, Papua Nugini, Nauru, Kaledonia Baru, Tuvalu dan Kosrae," kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) yang bepusat di AS.

Namun, PTWC kemudian membatalkan peringatan awal tsunami untuk Hawaii. "Berdasarkan semua data yang tersedia, tidak ada ancaman tsunami untuk negara bagian Hawaii," kata PTWC.

Secara geologis, Kepulauan Solomon masuk wilayah Cincin Api Pasifik. Wilayah ini pernah dihantam gelombang tsunami setelah didahului gempa 8,1 SR pada 2007. Setidaknya, 50 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya hilang serta 13 desa hancur.

John Pirimare, warga Nafinua mengaku kaget merasakan kerasnya guncangan gempa. Dia dan warga lainnya kini sudah dievakuasi ke atas bukit. Kebanyakan dari mereka menerima peringatan tsunami melalui telepon genggam.

"Saya sangat kaget tapi tidak ada kerusakan serius," kata Pirimare.

"Sebagian besar orang langsung ke sini, dan kami tidak akan pergi sampai ancaman tsunami telah berlalu."

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index