Fakta-fakta Baru Diungkap Jokowi Soal Dampak Dahsyat Pencurian Ikan

Fakta-fakta Baru Diungkap Jokowi Soal Dampak Dahsyat Pencurian Ikan
Jokowi tinjau latihan militer di Natuna.
EKONOMI (RA) - Pemerintahan Jokowi-JK masih terus membenahi sektor kelautan Indonesia demi mewujudkan mimpi menjadi poros maritim dunia. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menjelaskan, dengan reformasi perikanan yang saat ini sedang dijalankan, pemerintah juga bertekad untuk kembali menjadikan industri perikanan Indonesia nomor satu di Asia.
 
"Kalau itu bisa, Indonesia untuk perikanan tangkap bisa nomor satu lagi di Asia. Seperti tahun 1992 sampai tahun 1996-an itu sangat bagus Indonesia," kata Menteri Susi.
 
Menteri Susi menegaskan pihaknya akan tetap tegas memberantas tindakan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing di Indonesia. Salah satunya dengan cara penenggelaman kapal asing untuk menimbulkan efek jera.
 
"Kalau kita ingin jadi bangsa besar, kalau jaga ikan saja tidak bisa ya lupakan saja. Jagain ikan saja tidak bisa maka jangan bicara soal masa depan. Jaga ikan, air laut, pasir laut itu urusan kecil. Untuk mengubah sesuatu yang sudah lama menjadi yang baru itu butuh kontroversi," kata Menteri Susi.
 
Presiden Joko Widodo mengakui, praktik pencurian ikan telah berkembang menjadi kejahatan trans-nasional yang serius dan terorganisasi. Presiden Jokowi mengatakan, makin banyak negara dan institusi internasional yang menyadari bahwa IUU Fishing adalah kejahatan trans-nasional yang dampaknya luar biasa dan mendunia.
 
Apa saja dampak pencurian ikan yang diungkap oleh presiden? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
 
1.Pencurian ikan berkaitan dengan kejahatan kemanusiaan lain
 
Pencurian ikan terkait dengan kejahatan lain, seperti penyelundupan barang dan manusia, buruh ilegal, penyelundupan narkoba dan pelanggaran terhadap peraturan perlindungan alam dan kebersihan. Kondisi ini harus diperangi dengan kolaborasi global.
 
"Bila IUU (Illegal, Unreported and Unregulated) Fishing terus dibiarkan merajalela, maka bumi ini, bumi tempat tinggal kita bersama, rumah kita bersama, akan terancam keberlanjutannya," kata Jokowi.
 
2.Pencurian hanguskan 90 persen stok ikan dunia
 
Presiden Jokowi juga mengatakan laut adalah sumber pendapatan bagi 520 juta penduduk dunia dan sumber pangan bagi 2,6 miliar orang. Pengalaman menunjukkan bahwa Indonesia tidak bisa mendiamkan persoalan IUU Fishing.
 
"Praktik illegal fishing telah mengurangi stok ikan dunia sebesar 90,1 persen," kata Presiden.
 
3.Rugikan Indonesia Rp 259 T per tahun
 
Illegal fishing telah mengakibatkan kerugian ekonomi Indonesia sebesar USD 20 miliar per tahun atau setara Rp 259 triliun (USD 1=Rp 12.982), termasuk mengancam 65 persen terumbu karang Indonesia. Presiden mengungkapkan Indonesia terus menggencarkan usaha untuk melawan praktik IUU Fishing seperti penangkapan dan penenggelaman 236 kapal pencuri ikan.
 
"Dan hasil mulai terlihat. Tingkat eksploitasi ikan di Indonesia mengalami penurunan antara 30 sampai 35 persen, sehingga memungkinkan kita meningkatkan stok nasional ikan dari 7,3 juta ton di tahun 2013 menjadi 9,9 juta ton di tahun 2015," ungkapnya.
 
4.Pencurian ikan rusak tatanan dunia
 
Presiden Jokowi mengatakan, makin banyak negara dan institusi internasional yang menyadari bahwa IUU Fishing adalah kejahatan trans-nasional yang dampaknya luar biasa dan mendunia. Dampak negatif tidak terbatas pada industri perikanan saja, namun juga mencakup masalah lingkungan.
 
"Lautan kita yang menutupi 71 persen permukaan bumi, terancam keberlanjutannya dengan adanya praktik IUU Fishing," katanya. (merdeka.com)
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index