Diskes Pekanbaru Koordinasi Dengan KKP Waspadai Zika

Diskes Pekanbaru Koordinasi Dengan KKP Waspadai Zika
virus zika

PEKANBARU (RA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau kini memperketat pengawasan mobilitas orang dari Singapura menuju wilayah Pekanbaru lewat Pelabuhan Sungai Duku dan Bandara Sultan Syarif Kasim II guna mencegah masuknya virus Zika.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) SSK II dan Sungai Duku sebagai pintu masuk orang dari Singapura," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Helda S Munir di Pekanbaru, Jum'at (02/09).

Menurut Helda upaya pendeteksian dini bagi pendatang yang baru dari negara Singapura dilakukan saat mereka mendarat di pelabuhan dan bandara. Karena Riau khususnya Pekanbaru bertetangga dengan negeri Singa tersebut.

"Pengawasan ini bertujuan mendeteksi apakah virus Zika yang kini berjangkit di negara tetangga terbawa di dalam tubuh pendatang," katanya lagi.

Jika memang ada ditemukan maka Diskes sudah berkoordinasi dengan KKP akan meneruskan proses karantina bagi pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat.

Selanjutnya setelah uji kesehatan menyatakan positif maka akan dirujuk ke rumah sakit.

Namun menurut Helda setakat kini pihaknya belum ada menerima laporan tentang warga atau pendatang asal Singapura yang terdeteksi mengidap Zika.

"Kita berharap tidak ada warga yang ketular dari luar negeri, karena sejauh ini memang belum ada laporan temuan," tegasnya.

Helda juga mengakui untuk Pekanbaru sejauh ini dari riwayat penderita Deman Berdarah Dengue (DBD) belum pernah ditemukan penderita Zika.

Namun demikian ia mengimbau warga masyarakat waspada terhadap gigitan nyamuk, karena memang vektor penyebar virus Zika adalah serangga yang sama dengan penyebab DBD.

Sebelumnya diberitakan kemunculan virus Zika di Singapura dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan (Ministry of Health, MOH) Setempat pada 28 Agustus lalu. Dalam situs resminya, pihak MOH menyatakan telah mengonfirmasi adanya 41 kasus infeksi virus Zika di wilayah negara bekas jajahan Inggris itu. 36 kasus di antaranya diketahui lewat pengujian secara aktif terhadap orang yang dinilai berpotensi.

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index