RIAU (RA) - Sebanyak 36 anak didik di Pusat Layanan Autis (PLA) Provinsi Riau mengikuti kegiatan Parenting Outbond dan Games, Kamis 26 Mei 2016 di Taman rekreasi Alam Mayang Pekanbaru.
Kegiatan dialam terbuka tersebut mendapat kesenangan tersediri dari mereka, hal itu terlihat ketika mengikuti salah satu tantangan diketinggian yakni menaiki flying fox. Meski menolak dengan menangis, dan ada juga yang tidak mau naik ketangga tempat permainan flying fox, ketika telah Meluncur dari sebuah pohon dengan menggunakan Sling Baja tersebut, mereka terlihat senang.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khsusus (PK PLK) Riau Sri Petri Hariyati mengatakan, Kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari terapis anak asuh, sekaligus bagian dari sosialisasi keberadaan anak autis, dimana mereka juga merupakan bagian dari anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan yang bisa dibanggakan oleh orang tua dan keluarganya, dibalik kekurangan yang dimiliki.
"Tadi dapat sama-sama kita lihat, meski menolak, namun ketika sudah berada diatas tali, dan turun dengan bergantungan, ketakutan mereka seolah-olah hilang, dan keceriaan terlihat diwajah mereka," kata Petri.
Kepala PLA Riau Damrus menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan pertama kalinya ini adalah bagian dari untuk memperkenalkan ke masyarakat luas, kalau anak-anak Autis ini bukan untuk dikucilkan, mereka juga memiliki kemampuan dan keberanian yang tidak beda dengan anak-anak normal lainnya.
"Ini merupakan bagian terapis bagi mereka, ciri-ciri anak Autis itu kan yang sangat mendasar adalah dia tidak peduli dengan orang disekitarnya, jadi melalui kegiatan yang juga diikuti oleh para orang tua nya ini, mereka kita harapkan bisa sedikit demi sedikit mau bersosialisasi antara satu sama lainnya," kata Damrus.
Sementara koordinator Terapi PLA Riau Awis Qorni menyebut, sejak dilakukan terapis bagi anak asuh di PLA Riau ini, sejauh ini sudah banyak yang mengalami kemajuan, terutama dari sisi ketika nama sang anak dipanggil, rata-rata mereka telah mampu berinteraksi.
"Sudah banyak kemajuan bagi anak asuh di PLA Riau ini, dengan jumlah 10 orang tenaga terapi, rata-rata anak-anak itu mengikuti 2 jam terapis dalam sehari, dan Dua hingga Tiga kali dalam seminggu, hasilnya sudah cukup baik," terang Awis.
Awis juga menyebut kalau peran orang tua dalam mendampingi anak Autis ini sangat penting, karena jika berharap hanya dari tarpis yang dilakukan di PLA, tentu belum optimal, orang tua yang sehari-hari berada dirumah dengan sang anak, merupakan yang utama untuk bisa mendidik anak-anaknya.
"Karena itulah, kita memiliki Buku Komunikasi dalam melihat perkembangan anak asuh ini, jika sebelumnya buku itu berada di tenaga terapi, saat ini kita berikan kepada orang tua sang anak, dan mereka lah yang terus memantau dan mengawasi perkembangan sang anak, melalui Buku Komunikasi tersebut," pungkasnya.
melalui kegiatan Outbond ini, menurut Awis sangat bermanfaat bagi perkembangan sanga anak, sehingga dia berharap agar kegiatan ini bisa lebih sering dilakukan. "Ya, tentu ini sangat baik bagi perkembangan anak asuh, mereka akan lebih mengenal alam, dan tentunya kita harapkan mereka bisa berinteraksi dengan sesama mereka, dan lingkungannya," pungkasnya. (MAD)
