PEKANBARU (RA) - Kualitas udara di Kota Pekanbaru, Riau, kembali memburuk pada Kamis pagi (24/7), dengan indeks kualitas udara (AQI) mencapai angka 132 pada pukul 07.00 WIB. Berdasarkan data dari IQAir, level tersebut masuk dalam kategori "Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif".
Polutan utama yang mendominasi adalah partikel halus PM2.5 dengan konsentrasi mencapai 48,2 µg/m³. Kondisi ini menjadi sinyal bahaya terutama bagi anak-anak, lansia, serta penderita gangguan pernapasan dan jantung.
Suhu udara terpantau 26°C dengan kelembaban 85% dan kecepatan angin 2,4 km/jam, yang relatif rendah sehingga memperparah penumpukan polusi di udara.
Memburuknya kualitas udara pagi ini dipicu oleh kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah Riau.
Berdasarkan pemantauan BMKG, terdeteksi 207 titik panas (hotspot) yang tersebar di lima kabupaten di Riau. Asap dari karhutla ini menyelimuti atmosfer dan memperburuk kondisi udara di sejumlah kota, termasuk Pekanbaru.
Prakiraan indeks kualitas udara (AQI) dalam beberapa jam ke depan menunjukkan tetap berada di zona tidak sehat hingga siang nanti.
Pada pukul 09.00 diprediksi berada di angka 124, lalu 118 pada pukul 10.00, 114 pada pukul 11.00, 109 pada pukul 12.00 dan 102 pada pukul 13.00. Meski menurun, kualitas udara masih berada di tingkat yang berisiko bagi kesehatan.
Masyarakat, terutama kelompok rentan, diimbau untuk mengurangi aktivitas luar ruangan dan menggunakan masker jika harus beraktivitas di luar. Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan penanganan karhutla secara serius untuk mencegah memburuknya situasi ini.
