Chevron Akui Tawarkan Opsi Pensiun Dini Pekerjanya

Chevron Akui Tawarkan Opsi Pensiun Dini Pekerjanya
chevron

RIAU (RA) - PT Chevron Pacific Indonesia membenarkan informasi dari SKK Migas bahwa pihaknya menawarkan opsi pengunduran diri (pensiun dini) kepada para pekerjanya.

Tetapi Chevron mengklarifikasi bahwa tidak ada target pengurangan pekerja hingga 1.750 seperti yang dikabarkan sebelumnya. Opsi pengunduran diri bersifat sukarela (voluntary), karyawan boleh mengambilnya atau tidak, tidak ada patokan jumlah pekerja yang harus mengundurkan diri, dan tidak ada paksaan.

"Kita memang menawarkan pengunduran diri secara voluntary, bukan terminasi, tidak ada target jumlah 1.750 seperti yang diberitakan. Karyawan dipersilakan untuk mengambilnya atau tidak," kata Senior Vice President Policy, Government, and Public Affrairs Chevron Pacific Indonesia, Yanto Sianipar, di Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Yanto mengungkapkan, kebijakan ini diambil Chevron bukan semata karena anjloknya harga minyak dunia. Chevron sedang mencoba melakukan model bisnis baru yang sudah direncanakan sejak setahun belakangan.

Penurunan tajam harga minyak memang salah satu faktor yang mendorong perubahan model bisnis ini, tapi bukan satu-satunya faktor.

"Chevron sedang mengevaluasi model bisnis sejak 2015, termasuk scope operasi di Indonesia. Ini hal yang wajar-wajar saja, ada model bisnis baru. Banyak hal yang mendorongnya, kegiatan kita berubah, ada perubahan-perubahan regulasi, juga penurunan harga minyak," tuturnya.

Bagi karyawan yang secara sukarela mengundurkan diri, tentu ada kompensasi yang diberikan Chevron. "Tapi saya nggak bisa sebutkan, kita nggak bisa membuka itu," pungkas Yanto dimuat detikfinance.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengungkapkan bahwa sebanyak 1.750 orang atau 25% dari total 7.000 pegawai Chevron Pacific Indonesia diberikan opsi mengundurkan diri. Kebijakan ini diambil menyusul semakin anjloknya harga minyak dunia.

Kepala Humas SKK Migas, Elan Biantoro menjelaskan, tahap pertama pengurangan karyawan dilakukan melalui early retirement atau pensiun dini kemudian tahap kedua ada seleksi di mana sebagian sudah tidak lulus tes dan hingga saat ini sudah ada sekitar 750 karyawan.

"Sudah dua tahap. Sudah berjalan, so far oke. Kan sudah tahap 1 early retirement, tahap 2 seleksi. Organisasinya dia kecilkan, ada sebagian tidak lulus tes. Sebagian dia tawarkan, tetap harus mutual juga. Masing-masing harus setuju. Dari tahap 1 dan tahap 2 itu sudah lumayan lebih dari setengah yang ditargetkan mereka sekitar 750-an," kata Elan.

Elan menambahkan, yang masih mendapat kesempatan untuk kerja, mereka akan menghadapi tantangan berupa sepinya beban kerja yang dihadapi. Kondisi ini bisa membuat pekerja berpikir ulang untuk melanjutkan pekerjaan atau mundur. (Dr)

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index